Selasa, 24 Februari 2015

Pemeriksaan Refleks Patela



Pemeriksaan Refleks Patela

A.    Pengertian Refleks Patela
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute lengkung refleks. Lengkung refleks adalah proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu Komponen-komponen yang dilalui refleks adalah sebagai berikut :
1.      Reseptor rangsangan sensoris    : ujung distal dendrit yang menerima stimulus peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit.
2.      Neuron aferen (sensoris)            : melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke medula spinalis yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat.
3.      Neuron eferen (motorik)            : melintas sepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor yang akan merespon impuls eferen menghantarkan impuls ke perifer sehingga menghasilkan aksi yang khas.
4.      Alat efektor                               : dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar yang merespons, merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar.
Refleks patela (tempurung lutut) adalah refleks sistem saraf berupa refleks kontraksi otot di sekitar patela sehingga kaki akan terlihat seperti menendang . Refleks patela disebut juga dengan Knee Pess refleks  (KPR). Refleks patela  merupakan refleks tendon dalam dan juga merupakan refleks monosynaptic  karena hanya satu sinaps yang menyeberang untuk melengkapi sirkuit yang memicu refleks yaitu ketika area di bawah tempurung lutut  dipukul dengan palu refleks, otot paha depan di paha berkontraksi, dan menyebabkan kaki  menendang keluar. Respon ini  tidak melibatkan otak , hanya sumsum tulang belakang.
B.     Mekanisme Refleks Patela                         
Rangsangan (ketukan pada patellae) Impuls àreseptor à neuron sensorik/afferent (neuron Femoris) à medulla spinalisà neuron asosiasi/perantara àneuron motorik (neuron Femoris) àefektor (neuron Quadratus femoris)àgerakan.
Prosedur respons refleks sering dikelaskan dengan nilai 0 sampai 4+.
a)  4+ : hiperaktif dengan klonus terus menerus
b)  3+ : hiperaktif
c)  2+ : normal
d)  1+ : hipoaktif
e)  0  : tidak ada refleks
Apabila refleks patela bernilai positif / baik maka menunjukkan sistem saraf di area ekstremitas bawah termasuk baik. Jika pada ibu hamil reaksinya negatif  kemungkinan ibu hamil tersebut mengalami kekurangan vitamin B1. Selain itu ketiadaan atau penurunan refleks patela dikenal juga sebagai tanda Westphal. Tanda westphal menunjukkan bahwa ada masalah di saraf tulang belakang pasien atau saraf perifer. Pemeriksaan medis ini tidak berkaitan dengan sifat dan sikap seseorang namun lebih kepada profil kesehatan.

C.    Pemeriksaan Perkusi Patela
Aspek Pengetahuan
Pemeriksaan perkusi refleks patela adalah pemeriksaan dengan pengetukan pada tendon patela menggunakan palu refleks. Pada kondisi normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi reaksi refleks,. Klien diperiksa dalam posisi duduk dengan kedua tungkai bawah mengggantung santai, kemudian pemeriksa menetukan tendon patela. Sementara itu, perhatian klien dialihkan, misalnya dengan mengajak klien membicarakan sesuatu sehingga perhatian ibu tidak terfokus pada tendon yang diketuk. Pemeriksaan dengan mengetuk-ngetuk lutut dengan palu dimaksudkan untuk refleks patela.
Aspek Keterampilan
Pemeriksaan refleks patela sebaiknya dilakukan setelah pengukuran lingkar lengan atas. Pemeriksaan alat dilakukan bersamaan dengan persiapan alat pada waktu pemeriksaan inspeksi, palpasi, dan auskultasi.
1.      Menyiapkan alat :
·         Tempat duduk yang tinggi
·         Alat tulis
·         Status Klien
·         Palu reflex
2.      Menyiapkan lingkungan dengan meletakkan tempat duduk yang tinggi untuk pemeriksaan.
3.      Menyiapkan klien dengan memberi informasi tentang tujuan dan maksud pemeriksaan.
4.      Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
5.      Mempersilahkan klien duduk pada tempat yang disediakan dengan posisi mengggantung secara santai.
6.      Membebaskan lutut dari pakaian yang menutupinya.
7.      Mengalihkan perhatian klien dengan pembicaraan yang membuat klien merasa tertarik.
8.      Mengetukkkan palu refleks tepat pada tendon patela secara perlahan dan pasti.
9.      Mengamati reaksi refleks.
10.  Memepersilahkan pasien duduk di tempat yang aman.
11.  Mencatat hasil pemeriksaan pada status pasien
Aspek Sikap
1.      Cermat
Cermat dalam menentukan tendon patella.
2.      Teliti
Pemeriksaan teliti dalam mengamati reaksi refleks setelah dilakukan pengetukan pada tendon patela.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar