KONSEP PENYAKIT
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
DENGAN KASUS GASTRITIS
I.
PENGERTIAN.
Gastritis adalah
suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung baik akut maupun kronis.
II.
ETIOLOGI.
1.
Gastritis Akut.
Merupakan
imflamasi akut dari dinding lambung, biasanya terbatas pada mukosanya saja.
a. Gastritis eksugen acut. Disebabkn faktur dari luar
yang terdiri dari beberapa bagia:
§ Gastritis eksugen akut yang simple, disebabkan
oleh :
~ Makanan dan minuman panas yang dapat merusak mukosa lambung, seperti rempah-rempah, alcohol dan
sebagainya.
~ Obat-obatan
seperti, digitalis, iodium, SF, kortison, dsb.
§
Gastritis akute korosiva, disebabkan
oleh:
~ Obat-obatan
seperti : Analgetik, Anti imflamasi, antibiotik dsb.
~ Bahan kimia dan minuman yang
bersifat korosif, bahan alkali yang kuat seperti, soda, kaustik, (no hydroxide)
korosiv sublimat.
b.
Gastritis endugen
acute.disebabkan kelainandalam tubuh yang terdiri dalam beberapa bagian :
§ Gastritis infektioaksa akute, disebabkan oleh
toxin atau bakteri yang beredar
dalam darah dan masuk ke jantung,
misalnya morbili, dipteri , variola dsb.
§ Gastritis egmonos akute, di sebabkan oleh invasi
langsung dari bakteri pirogen pada dinding lambung, seperti streptococcus,
stpilacoccus dsb.
2.
Gastritis Kronis.
Merupakan suatu
imflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan mukosa lambung,
penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun diduga disebabkan oleh :
§ Bakteri, infeksi
stapilococcus< (akute) mungkin pada akhirnya akan menjadi kronis.
§ Infeksi lokal,
infeksi pada sinus, gigi dan post nasal dapat menimbulkan gastritis.
§ Alkohol dapat
menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.
§ Faktor,
psikologis dapat menimbulkan hipersekresi asam lambung.
III. TANDA DAN GEJALA.
1. Gastritis Akute.
a. Gastritis Akute Eksogen
Simple :
~ Nyeri
epigastrik mendadak.
~ Nausia yang di
susul dengan vomitus.
~ Saat serangan pasien
berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai panas serta tachicardi.
~ Biasanya dalam
1-2 hari sembuh kembali.
b. Gastritis Akute
Eksogen Korosiva :
~ Pasien kulaps
dengan kulit yang dingin.
~ Tachicardi dan
siansis.
~ Perasaan seperti terbakar,
pada epigastrium.
~ Nyeri hebat / kolik.
c.
Gastritis Infeksiosa Akute :
~ Anoreksia
~ Perasaan tertekan pada
epigastrium.
~ Vumitus.
~ Hematemisis.
d.
Gastritis Hegmonos Akute :
~ Nyeri hebat mendadak di
epigastrium. ~ Neusia.
~ Rasa tegang pada
epigastrium. ~ Vumitus.
~ Panas tinggi dan
lemas ~ Tachipneu.
~ Lidah kering sedikit
ekterik. ~ Tachicardi
~ Sianosis pada
ektremitas. ~ Diare.
~ Abdomen lembek. ~ terjadi leukositosis
2. Gastritis Kronis.
Terdiri dari :
a.
Gastritis Superfisialis.
~ Rasa tertekan yang samar
pada epigastrium. ~ Penurunan BB.
~ Kembung / rasa penuh pada
epigastrium. ~ Nousea.
~ Rasa perih sebelun dan
sesudah makan. ~ Terasa pusing.
~ Vumitus.
b.
Gastritis Atropikan.
~ Rasa tertekan pada
epigastrium. ~ Anorexia.
~ Rasa penuh pada perut. ~ Nousea.
~ Keluar angin pada mulut. ~ Vumitus.
~ Mudah tersinggung. ~ Gelisah.
~ Mulut dan tenggorokan
terasa kering.
c.
Gastritis Hypertropikan Kronika.
~ Nyeri pada epigastrium
yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.
~ Nyeri biasanya timbul pada
malam hari.
~ Kadang disertai melena.
IV.
PATOFISIOLOGI.
Bahan-bahan
makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam lambung menyebabkan
iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga lambung kehilangan barrier
(pelindung). Selanjutnya terjadi peingkatan difusi balik ion hydrogen. Gangguan
difusi pada mukosa dan penngkatan sekresi asam lambung yang meningkat / banyak.
Asam lambung dan enzi-enzim pencernaan. Kemudian menginvasi mukosa lambung dan
terjadilah reaksi peradangan.
Demikian juga
terjadi peradangan dilambung karena envasi langsung pada sel-sel dinding
lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Peradngan ini termanifestasi seperti
perasaan perih di epigastrium, rasa panas / terbakar dan nyeri tekan.
Spasme lambung
juga mengalami peningkatan diiringi gangguan pada spinkter esophagus sehingga
terjadi mual-mual sampai muntah. Bila iritasi / erosi pada mukosa lambung
sampai pada jaringan lambung dan mengenai pembuluh darah. Sehingga
kontinuitusnya terputus dapat mennimbulkan hematemisis maupun melena
V.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG.
1. Darah lengkap. 6. Faeces
2. Gastroscopy 7. Biosi dan sitologi
3. Nasogastrik
aspiration. 8. Endoscopy
4. Angiografie
visualazation 9. Double kontrast
5. Semin gastrin
VI.
PENATALAKSAAN.
1. Gastritis Akute.
a.
Gastritis Eksogen Akute Simple.
~ Fase akute, istirahat
total 1-2 hari.
~ Hari I sebaiknya jangan diberikan makan, setelah
mual dan muntah berkurang, coba berikan teh hangat dan air minum.
~ Hari kedua berikan susu hangat, benintton dengan
garam terutama setelah banyak muntah.
~ Hari ketiga boleh makan
bubur dan bisa makan lembek lainnya.
~ Kolaborasi medik :
§ Pemberian cairan.
§ Antimentek untuk
mengurangi muntah ~ Sotatik.
§ Anti spasmodik
untuk memperbaiki spasme otot.
b.
Gastritis Infektiosa Akute.
~ Pengaturan diet.
~ Beri makanan lembek dan
tidak merangsang mual dan muntah.
~ Kolaborasi
medik :
§ Pemberian
antibiotik untuk penanganan factor penyebab.
§ Pembrian anti
spasmodik.
c.
Gastritis Hegmonos Akute.
~ Pengaturan diet.
~ Pada abses lokal perlu
dilakukan drainase.
~ Pada pasien dengan
hegmonos dispus perlu gastriktomy.
~ Kolaborasi medik :
§ Antibiotik untuk
penanganan faktor penyebab.
2. Gastritis Kronis.
a.
Gastritis Superfisialis.
~ Istirahat yang cukup.
~ Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang
mengalami erosi dan perdarahan sedikit.
~ Makanan lembek untuk yang
tidak terjadi perdarahan.
~ Kolaborasi medik :
§ Pemberian anti
spasmodic.
b.
Gastritis Atropikan.
~ Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah
terjadinya neusea dan vumitus.
~ Beri makanan lembek dan porsi
kecil tapi sering.
~ Kolaborasi medik :
§ Pemberian anti
spasmodik.
§ Beri ekstrak
hati, Vit. B12, dan zat besi.
c.
Gastritis Hypertropikan.
~ Istirahat yang cukup.
~ Hindari merokok.
~ Beri makanan cair dan
lembek.
~ Kolaborasi medik :
§ Anti spasmodik.
§ Anti perdarahan
k/p.
VII.
KOMPLIKASI.
1. Gastritis Akute.
a.
Perdarahan saluran cerna atas, hingga anemia dan
kematian.
b.
Ulkus pada lambung.
c.
Perfurasi lambung.
2. Gastritis Kronis.
a. Gangguan
penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi anemia pernisiosa.
b. Gangguan
penyerapan zat besi.
c. Penyempitan
daearah fillorus.
d. Kanker lambung.
VIII. DAFTAR PUSTAKA.
~ PAM Keperawatan
Depkes RI Banjarbaru, Askep pada pasien
Gangguan Sistem Pencernaan (Gastritis) 1997.
~ Pusdiknakes, Askep pasien dengan Gangguan Sistem pencernaan
Jilid 2 Edisi I, Jakarta 1990.
~ Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 1 FKUI
Jakarta 1997
~ Sujono Hadi, Gastro Entrologi, Bandung 1995.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA
PASIEN DENGAN GASTRITIS.
PENGKAJIAN.
1.
Aktivitas /
istirahat.
Gejala : · Kelemahan / kelelahan.
Tanda : · Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ).
2. Sirkulasi.
Gejala : · Hipotensi.
·
Takhikardi. Disritmia.
·
Kelemahan nadi / perifer
·
Pengisian kapiler lambat.
·
Warna kulit pucat, sianosis.
·
Kelembaban kulit berkeringat.
3. Integritas Ego.
Gejala : · Faktor stress akut / psikologi.
·
Perasaan tidak berdaya.
Tanda : · Tanda ancietas, misalnya ; pucat,, gelisah, berkeringat.
·
Perhatian menyempit.
·
4. Eliminasi.
Gejala :
· Perubahan pola defekasi / karakteristik feces.
Tanda : · Nyeri tekan abdomen.
·
Distensi abdomen. Peningkatan bunyi usus.
·
Karakteridtik feces ; diare dan konstipasi.
5. Makanan / Cairan.
Gejala : · Anorexia, mual, dan
muntah, cegukan.
·
Tidak toleran terhadap makanan.
Tanda : · Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
6. Neorosensori.
Gejala : · Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.
·
Status mental, tingkat kesadaran terganggu,
cenderung mengantuk, disorientasi, bingung.
7. Nyeri / Kenyamanan.
Gejala : · Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar dan perih.
·
Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah
banyak makan & hilang setelah minum
obat antasida.
·
Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan
menjalar tembus kepinggang 1-2 jam setelah makan ( ulkus peptik ).
·
Nyeri epigastrium kanan ± 4 jam setelah makan dan hilang setelah diberi
antasida ( ulkus doudenum ).
·
Faktor pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan
obat tertentu.
·
Stress psikologis.
8. Keamanan.
Gejala : · Alergi terhadap obat.
Tanda : · Peningkatan suhu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL.
Nyeri kronik berhubungan dengan iritasi
mukosa gaster.
Tujuan jangka pendek : Pasien
mengatakan rasa nyeri berkurang.
Tujuan jangka panjang : Tidak
terjadi iritasi berlanjut.
¨
Rencana Tindakan.
1. Puasakan pasien
pada 6 jam pertama.
2. Berikan makanan
lunak sedikit demi sedikit dan beri minum yang hangat.
3. Identifikasi dan
batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
4. Observasi keluhan
nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitasnya, ( skala 0-10 ), serta perubahan
karakteristik nyeri.
¨
Rasionalisasi.
1. Mengurangi
inflamasi pada mukosa lambung.
2. Dilatasi gaster
dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat etelah periode puasa.
3. Dapat menyebabkan
distres pada bermacam-macam individu / dispepsia.
4. Perubahan
karakteristik nyeri dapat menunjukan penyebaran penyakit / terjadinya
komplikasi.
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Anorexia.
Tujuan jangka
pendek : Pemasukan nutrisi yang adekuat.
Tujuan jangka
panjang : Mempertahankan BB tetap seimbang.
¨
Rencana Tindakan.
1.
Buat program kebutuhan nutrisi harian & standar
BB minimum.
2. Berikan perawatan
mulut sebelum & sesudah makan.
3. Monitor aktivitas
fisik dan catat tingkat aktivitas tersebut.
4. Hindari makanan
yang menimbulkan gas.
5.
Sediakan makanan dengan ventilasi yang baik, lingkungan
yang menyenangkan, dengan situasi yang
tidak terburu-buru.
¨
Rasionalisasi.
1.
Sebagai acuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
pasien.
2.
Memberikan rasa nyaman pada mulut dan dapat
mengurangi rasa mual.
3.
Membantu dalam mempertahankan tonus otot dan berat
badan juga untuk mengontrol tingkat pembakaran kalori.
4.
Dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan
membatasi masukan nutrisi.
5.
Lingkungan yang mennyenangkan dapat menurunkan
stress dan lebih kondusif untuk makan.
Ansietas tahap
sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan jangka pendek : Pasien dapat mendiskusikan
permasalahan yang dihadapinya.
Tujuan jangka panjang :
Pasien dapat memecahkan masalah dengan menggunakan sumber yang efektif.
¨
Rencana Tindakan
1.
Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe,
palpitasi, pusing.
2.
Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah
tersinggung.
3.
Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon
umpan balik.
4.
Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.
5.
Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas
dalamdan bimbingan imaginasi.
6.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan melakukan
koping positif.
¨
Rasionalisasi
1.
Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami
pasien.
2.
Indikator derajat ansietas.
3.
Membuat hubungan therafiutik, membantu pasien untuk
menerima perasaan dan menurunkan ansietas yang tidak perlu tentang ketidak
tahuan.
4.
Memindahkan pasien dari stresor luar dan
meningkatkan relaksasi, juga dapat meningkatkan ketrampilan koping.
5.
Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan
ansietas.
6.
Perilaku yang berhasil dapat menguatkan pasien dalam
menerima ansietas, meningkatkan rasa pasien terhadap kontrol diri dan
memberikan keyakinan.
CONTOHASUHAN
KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS
4. PENGKAJIAN
I.
BIODATA.
A.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Hartina
Umur : 21 th.
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : Mahasiswa Fakultas Tehnik Unlam Banjarbaru.
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia.
Status perkawinan : Belum
kawin
Alamat : Jl. Sanggiringan No 24 Ratu Elok
Banjarbaru.
Tgl masuk RS /
Pusk : 2
– 10 - 2001
Tgl pengkajian :
2 – 10 - 2001
Nomor register : 1206
/ Unlam
Dignosa medis : Gastritis
B.
IDENTITAS
PENANGGUNG JAWAB.
Nama : Ny. Indra
Umur : 48 th.
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam.
Alamat : Jl. Sanggiringan No 24 Ratu Elok
Banjarbaru.
II.
RIWAYAT PENYAKIT.
A.
Keluhan utama.
Nyeri pada daerah epigastrium, disertai mual dan
muntah.
B.
Riwayat penyakit
sekarang.
Rasa nyeri pada
epigastrium dirasakan pasien sejak tanggal 1 – 10 – 2001 setelah pasien makan
bakso pada jam 12.30. rasa nyeri menusuk terus dirasakan pasien sampai pagi
hari disertai rasa mual dan mau muntah. Menurut pasien pada malam senin dan
pagi senin ia tidak sempat makan , karena sibuk membuat laporan hingga ia lupa
makan. Rasa nyeri akan bertambah parah bila pasien ada mengkonsumsi makanan seperti roti dan
akan rasa nyaman kembali bila diberi
minum air putih hangat dan sambil berbaring. Oleh teman px ia diberi Promag
pada malam hari jam 20.00, tetapi tidak ada perubahan.pada jam 23.00 malam
pasien muntah 1 x dan rasa nyeri malah menjalar kepinggang, oleh teman px ia
diberi obat CTM agar px dapat
beristirahat. Ahhirnya pada hari selasa tgl 2-10-2001 px berobat ke PKM Sei
Besar.
C. Riwayat penyakit terdahulu.
Sebelumnya pasien belum
pernah menderita nyei epigastrium seperti
sekarang, hanya sakit perut biasa saja. Tidak pernah / tidak ada riwayat
menderita penyakit kronis atau pun menular
III. PEMERIKSAAN FISIK.
A.
Keadaan umum.
Kesadaran :
Komposmentis
Vital sign · TD : 110 / 80 mmhg · Temp : 37,7° C.
· Nadi : 80 x / mt · Resp : 28 x / mt
B.
Kulit.
·
Lesi (-). WKK (-),
Tanda peradangan (-).
·
Turgor kulit baik, cepat kembali < 1 detik.
·
Kelembaban kulit tampak kering.
·
Gejala Cyanosis (-).
C.
Kepala.
·
Warna rambut hitam pekat, distribusi merata.
·
Kotoran kulit kepala / ketombe (-).
·
Bentuk simetris, tidak terdapat adanya benjolan.
D.
Penglihatan.
·
Gerakan bola simetris, konjungtiva & membran
mukosa pucat.
·
Refleks terhadap cahaya (+).
·
Tidak ada gangguan penglihatan ( Visus ).
E.
Penciuman &
Hidung.
·
Bentuk hidung simetris.
·
Pernafasan cuping hidung (+).
·
Penciuman berfungsi baik, dapat membedakan aroma /
bau.
F. Pendengaran &
Telinga.
·
Bentuk telinga simetris dextra dan sinistra.
·
Tidak terdapat adanya sekret.
·
Pendengaran berfungsi baik, dapat bereaksi bila
dipanggil.
G. Mulut.
·
Mukosa bibir kering, lidah merah muda/
·
Gusi berwarna merah muda.
·
Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang,
karang gigi / plak (-).
H. Leher.
·
Pulsasi vena jugularis (+) teraba kuat.
·
Tekanan vena jugularis (-).
·
Tidak ada pembatasan gerak leher.
I.
Dada / Pernafasan
/ Sirkulasi.
·
Bentuk simetris, Retraksi dinding dada (+).
·
Fremitus vokal dextra & sinistra simetris.
·
Bj 1 dan Bj 2 tunggal, tidak trdengar adanya bunyi
nafas tambahan.
J.
Abdomen.
·
Bentuk simetris, kembung (-).
·
Nyeri tekan daerah hipogastrik kiri, tidak teraba
pembesaran hati.
·
Bunyi timpany (+). Kembung (-).
·
Peningkatan bising usus (+).
K.
Sistem
reproduksi.
·
Jenis kelamin perempuan, Merarche usia 13 th.
·
Pola menstruasi 1 bulan sekali dengan lama 5 – 7
hari.
·
Disminorhoe selama menstruasi (-).
L.
Ekstremitas
atas & bawah.
·
Akral hangat, bentuk tangan simetris dextra dan
sinistra, jumlah jari lengkap. Tidak ada pembatasan gerak ekstremitas atas.
·
Bentuk kaki simetris, tidak terdapat gejala / tanda
oedema. Jumlah jari lengkap. Tidak ada pembatasan gerak ekstremitas bawah.
IV.
KEBUTUHAN FISIK,
PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL.
A.
Aktivitas &
Istirahat.
·
Aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa Fakultas
Tehnik Unlam Banjarbaru semester 5.
·
Istirahat siang jarang dilakukan karena kesibukan
kuliah.
·
Istirahat malam sekitar 6 jam.
B.
Personal hygiene.
·
Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari.
·
Sumber air bersih dari PDAM
·
Ganti baju 2 x sehari.
C.
Nutrisi.
·
Pola makan 3
x sehari, menu bervariasi, terdiri dari lauk dan pauk.
·
Kadang-kadang sore hari px suka jajan bakso.
·
Minum air putih antara 6 – 7 gelas perhari.
·
Suka minum air the & kopi terutama kalau sedang
belajar malam hari.
D.
Eliminasi.
·
Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
·
Pola BAK 5 – 6 x sehari.
·
Tidak pernah ada keluhan / gangguan dalam pola
eliminasi.
E.
Sexualitas.
·
Pasien belum menikah.
F.
Psikososial.
·
Saat mulai terjadi keluhan pasien selalu ditemani
oleh teman-teman kostnya dan sangat berpartisipasi terhadap keadaan pasien.
·
Pasien tampak cemas terhadap penyakitnya.
G.
Spiritual.
·
Pasien beragama Islam.
·
Pasien percaya bahwa penyakitnya dapat disembuhkan
setelah berobat ke PKM atas izin dari
Tuhan YME.
V.
PROSEDUR
DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN.
A.
Laboratorium.
NO
|
HARI & TANGGAL
|
JENIS PEMERIKSAAN
|
KATEGORI NORMAL
|
HASIL
PEMERIKSAAN
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
·
Rontgen
Hasil :……………………..
B.
EKG.
Hasil :…………………….
C.
Pemeriksaan lain
( EEG, USG, CT Scan, dll ).
E. Pengobatan :
·
Antasida tab 3
x 1 tab.
·
B 6 tab 3
x 1 tab
·
B Comp 3
x 1 tab.
·
Paracetamol 3
x 1 tab.
v ANALISA DATA
Data subyektif & Obyektif |
etiologi
|
Masalah |
Data Subyektif :
~
Pasien mengatakan adanya rasa mual, muntah 1 x dan
tidak ada nafsu makan.
Data Obyektif :
~
Peristaltik usus meningkat.
~
Keadaan umum pasien tampak lemah
Data Subyektif :
~
Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan karena
rasa mual.
Data Obyektif :
~
Kelembaban kulit tampak kering, mukosa bibir
tampak kering. K/ U lemah.
~
Konjungtiva & membran mukosa pucat
Data Subyektif :
~
Pasien mengatakan kekhawatirannya terhadap
penyakitnya.
Data Obyektif :
~
Raut muka pasien terlihat cemas dan gelisah.
|
Iritasi mukosa
gaster
Intake yang
tidak adekuat.
Kurang
pengetahuan tentang penyakitnya
|
Nyeri
Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
Cemas.
|
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
|
Hari & tanggal
|
Diagnosa keperawatan
|
Perencanaan
|
Implementasi
|
||
Tujuan
|
Tindakan
|
Rasionalisasi
|
||||
1
2
3
|
Selasa
2-10-01
Selasa
2-10-01
Selasa
2-10-01
|
Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan iritasi mukosa gaster karena peningkatan asam lambung,
ditandai dengan :
~
Pasien mengatakan rasa mual & muntah 1 x.
~
Peningkatan peristaltik usus.
~
K/U pasien tampak lemah.
Nutrisi kurangdari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan
:
~
Pasien menyatakan tidak ada nafsu makan karena
rasa mual,
~
Mukosa bibir dan kelembaban kulit kering.
Cemas berhubungan dengan
ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya, ditandai dengan :
~
Raut muka tegang
~
Pasien gelisah dan sering menanyakan tentang
pennyakitnya.
|
Jangka pendek
Pasien menyatakan rasa
nyeri berkurang / hilang.
Jangka panjang
Tidak terjadi iritasi
berulang
Jangka pendek
Rasa mual dapat teratasi
Jangka panjang
Pasien mampu menunjukan BB
stabil & bebas tanda malnutrisi
Jangka pendek
Pasien dapat mendiskusikan
permasalahan yang dihadapinya.
Jangka panjang
Pasien dapat memecahkan
masalah dengan menggunakan sumber yang efektif.
|
1.
Puasakan pasien pada 6 jam
pertama
2.
Identifikasi dan batasi
makanan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan
3.
Berikan makanan sedikit tetapi sering sesuai
indikasi untuk pasien.
4.
Berikan informasi kepada pasien tentang therapy
yang diberikan. Indikasi dari antasida.
1.
Anjurkan istirahat sebelum makan..
2.
Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas
selama fase sakit akut.
3.
Dorong pasien untuk menyatakan perasaan terhadap
masalah tentang makan.
1.
observasi respon fisiologis, misalnya takipnoe,
palpitasi, pusing.
2.
Catat petunjuk perilaku seperti gelisah, mudah
marah, tersinggung
3.
Ciptakan hubungan saling percaya
4.
Bimbing tehnik relaksasi latihan nafas dalam.
|
1.
Mengurangi imflamasi pada
mukosa usus.
2.
Makanan khusus yang menyebabkan distres
bermacam-macam antar individu.
3.
Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga
menghancurkan kandungan gaster, makan sedikit dapat mencegah distensi dan haluaran gastrin
4.
Therapi jenis antasida dapat menurunkan keasaman
gaster dengan absobsi atau dengan
menetralisir.
1.
Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi
untuk makan.
2.
Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah
penurunan kalori & simpanan energi.
3.
Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh
takut makan akan menyebabkan eksaserbasi gejala.
1.
Dapat menjadi indikasi derajat ancietas yang
dialami pasien.
2.
Indikator derajat ancietas.
3.
Membuat hubungan terapiutik, membantu klien
menerima perasaan dan menurunkan ancietas yang tidak perlu tentang
ketidaktahuan.
4.
Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan
ancietas.
|
1.
Memberitahukan kepada pasien untuk melakukan
persiapan puasa pada 6 jam pertama.
2.
Mengidentifikasi
dan membatasi makanan yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan.
3.
Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering
sesuai indikasi.
4.
HE kepada pasien mengenai therafi yang diberikan
dan indikasi dari pemberian obat - obatan .
1.
Menyaran untuk istirahat sebelum makan.
2.
Menyarankan tirah baring dan membatasi gerak
selama fase akut.
3.
Memberi penjelasan tentang pentingnya makanan
sehingga tidak terjadi keragu – raguan terhadap makanan yang dapat
menyebabkan eksaserbarsi gejala.
1.
Memantau respon fisiologis untuk mengindari
terjadi masalah.
2.
Membuat catatan perilaku seperti gelisah, mudah
marah danmmudah tersinggung.
3.
Menciptakan hubungan saling percaya dengan sering
melakukan komunikasi yang terafiutik.
4.
Membantu pasien melakukan latihan nafas dalam.
|
v CATATAN
PERKEMBANGAN.
No
|
Hari / tanggal
|
No Dxn
|
Perkembangan |
paraf
|
1.
2.
3.
|
Senin.
8-10-2001
Senin.
8-10-2001
Senin.
8-10-2001
|
No 1
No 2
No 3
|
S : Pasien mengatakan rasa nyeri pada ulu hati tidak terasa lagi.
O
: Pasien mampu beraktifitas
seperti biasa tanpa ada keluhan lagi.
A
: Tidak terjadi iritasi
berlanjut.
P
: HE pasien untuk mencegah berulangnya penyakit.
S :
Pasien mengatakan rasa mual sudah tidak terasa lagi.
O : BB
dalam keadaan stabil yaitu 45 kg.
A :
Masalah teratasi.
P :
Pertahankan keadaan umum.
S :
Pasien menyatakan pemahamannya tentang penyakit gastritis dan
pencegahannya.
O :
Pasien mampu mendiskusikan kembali tentang gastritis.
A :
Masalah dapat teratasi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar