Selasa, 24 Februari 2015

Asuhan Keperawatan Angina Pectoris



KONSEP PENYAKIT
 GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER
PADA KASUS ANGINA PECTORIS


I.        PENGERTIAN


Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien beristirahat.
   

II   ETIOLOGI / PENYEBAB.

Angina Pectoris adalah merupakan menifestasi sistem miocard, yang biasanya disebabkan akibat penyempitan atau penyumbatan arteri koroner atau arteriosklerosis.
a.       Faktor resiko (Studi Framingham)
-          Obesitas
-          Hipertensi
-          Hiperlipidemia
-          Merokok
-          Emosi
-          Diabetis Melitus
-          Kurang exercise (kurang olahraga)
-          Keturunan
-          Umur
-          Jenis kelamin
-          Kepribadian

b.       Faktor Presipitasi. 
-          Emosi
-          Stress
-          Kerja terlalu berat
-          Hawa dingin
-          Hawa terlalu panas dan lembab
-          Makan terlalu banyak
-          Banyak merokok

c.       Faktor yang memperberat :
-          Obesitas
-          Hipertensi
-          Anemia
-          Hipertiroidisme
-          Aritmia
-          Penyakit Paru Obstruksi Menahun / Kronik
-          ObatGolongan Ergotamin, Amfetamin Simpato mimetik.

II.     TANDA DAN GEJALA


Secara umum biasanya penderita mengeluh sakit dada sentral atau retrosentral yang dapat menyebar ke salah satu / kedua lengan, leher, atau punggung baik pada waktu beraktivitas ataupun beristirahat.


Disini dapat dibagi tiga klinis yaitu :

1.       Pasien dengan Angina Pectoris Stabil ;
Pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali oleh suatu kegiatan dan oleh faktor-faktor pencetus tertentu, dalam 30 hari terakhir tidak ada perubahan dalam hal frekuensi, lama dan faktor-faktor pencetusnya (sakit dada tidak lebihlama dari 15 menit.

2.       Pasien dengan Angina Pectoris Tidak Stabil ;
Umumnya terjadi perubahan polameningkatnya frekwensi, parahnya dan atau lama sakitnya dan faktor pencetusnya.

3.       Angina Prinzmetal (Variant)
Terjadi karena spasme arteria koronaria.


Ciri khas gejala sakit dada pada AP :
            a.          letaknya
                        Di daerah sternal / substernal / dada sebelah kiri dan menjalar ke lengan kiri,                 kadang-kadang dapat juga menjalar kepunggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan.
Sakit dada juga dapat timbul di tempat lain, dari daerah epigastrium sampai ke leher, gigi dan bahu.   

b.   Kualitasnya
-          Seprti ditekan benda berat (pressure like)
-          Seperti di jepit (squeezing)
-          Terasa panas (burning)
-          Atau hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort)

c.    Hubungan dengan aktivitas :
Sakit dada biasanya timbul pada saat aktivitas :
-          Jalan cepat, tergesa-gesa, jalan mendaki / menaiki tangga.
-          Aktivitas minimal (mandi, makan kenyang, emosi).
-          Atau bisa juga pada saat istirahat / pada waktu tidur malam hari.
-           
    1. lamanya serangan.
Biasanya 1 – 5 menit, jika lebih lama dari 20 menit adalah serangan IMA
             keluhan lain serangan AP adalah dapat di sertai sesak napas, perasaan lelah, dan berkeringat      

IV  PATOFISIOLOGI




Spasme pembuluh darah koroner, dan atau
Arteriosklerosis


 



Penyempitan pemebuluh darah koroner


 



Berkurangnya aliran pembuluh darah koroner


 




Suplai darah dan oksigen berkurang (tidak adanya keseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh darah koroner menyediakan oksigen secukupnya untuk kontraksi miokard).


 




Iskemia Miokard.




V.   PEMERIKSAAN PENUNJANG.

o    Elektro kardiogram  ~ depresi segmen S1 elevasi segmen S1,
o    Foto Rontgen Thorax  ~ sering kali bentuk normal.
o    Laboratorium  ~ : 
-          Kadar enzim dalam darah : CPK, SGOT, LDH (Normal)
-          Lipid darah untuk menemukan faktor resiko hiperlipidemia
-          Gula darah untuk menemukan DM sebagai faktor resiko.
o    Exercise Test  ~ biasanya timbul nyeri dengan EKG depresi segmen S.
o    Thallium Exercise Myocardial Imaging  ~ Melihat daerah yang iskemia
o    Penyadapan jantung  ~ melihat penyempitan arteri koroner
o    Arteriografi koroner meningkat.




VI  PENATALAKSANAAN MEDIS  ( THERAFI / PENGOBATAN)

1.      Mencari faktor resiko dan mengobatinya, perubahan cara hidup, cara makan, berhenti merokok.
2.      Perhatikan dan menghendari faktor presipitasi.
3.      Mencari dan menghendari / mengobati faktor yang memperberat.
4.      Pengobatan.
-    Menghilangkan sakit dada.
-    Memperbaiki kwalitas hidup.
-    Memperpanjang umur
a.               Pengobatan saat serangan dengan menggunakan obat-obatan vasodilatasi perifer  dan koroner, kalau perlu terapi O2.
b.               Mencegah timbulnya serangan.
-          Lorg Acting Nitrate.
-          Obat penghambat beta adrenergik.
-          Antagonis kalsium
-          Obat-obat lain (penenang, digitalis, diuretik).
5.      pada kasus yang berat dapat dilakukan pemebedahan jantung koroner.
   
VII  KOMPLIKASI.

1.      IMA  (Infark Miokard Akute)
2.      Ketidak stabilan listrik (konduksi) atau aritmia (irama).
3.      Gangguan mekanis jantung atau kegagalan memompa
-                Gagal jantung kiri.
-                Gagal ventrikel kanan
-                Renjatan kardiogenik.
-                Emboli atrei sistemik.
-                Sumbatan pembuluh darah otak
-                Ruptur jantung.

 



 

VIII  DAFTAR PUSTAKA.



1.       Doenges . E. Marylin. Dkk. Nursing Care Planing. Edisi 3. 1993. EGC. Jakarta.
2.       Ismudianti. Rilantono. Lily. Prof. Dr. DSAP. Dkk. Buku Ajar Ilmu Kardiologi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
3.       Price , A. Sylvia. Wilson . M. Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Buku I. Edisi 4.1994. EGC. Jakarta.
4.       Soeparman. DR. Dr. Dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Kedua. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.



KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KASUS ANGINA PICTORIS.



PENGKAJIAN.
1.    Aktivitas / Istirahat.
       Gejala                  :     ·     Pola hidup monoton, kelemahan.
·         Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan.
·         Nyeri dada bila bekerja.
·         Terbangun bila nyeri dada.
                   Tanda                  :     ·     Diespnea saat kerja

2.   Sirkulasi
      Gejala                  :     ·     Riwayat penyakit jantung. Hipertensi. Kegemukan.
                   Tanda                  :     ·     Takhikardia, aritmia.
·         Tekanan darah (normal/mringkat/menurun)
·         Kulit/membran mukosa lemban/dingin/pucat pada adanya vasokontriksi.

4.      Makanan/cairan.
Gejala                   :     ·     Mual nyeri ulu hati saat makan.
·         Diet tinggi/kolesterol/lemak.Garam.Protein.Miras.
Tanda                  :     ·     Ikat pinggang sesak/distensi gaster.


5.      Integritas ego.
Gejala                   :     ·     Stresor saat kerja.
Tanda                   :     ·     Ketakutan , mudah marah.


6.      Nyeri / Ketidaknyamanan.
Gejala                   :     ·     Nyeri dada subternal, anterior menyebar ke rahang leher, bahu, & ekstremitas atas ( baisanya pada kiri )
·         Kualitas / macam ( ringan sampai sedang, tekanan berat tertekan, tejepit, terbakar ).
·         Durasi ( > 15 mmneit, kadang-kadang > 30 menit) rata-rata 3 menit.
·         Penghilang istirahat, obet anti angina.
·         Nyeri dada yang berubah – ubah frekuensi, durasi, kualitas.

7.      Pernafasan.
Gejala                   :     ·     Dispnea saat kerja.
·         Riwayat merokok.
                   Tanda                  :     ·     Meningkat pada frekuensi / irama & ganguan kedalaman.


8.      Penyuluhan /  Pembelajaran.
Gejala                   :     ·     Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, DM.
·         Kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi.
·         Penggunaan alkohol teratur, narkotik.



DIAGNOSA KEPERAWATAN.

1.   Nyeri, berhubungan dengan :       
·         Laporan nyeri dengan berbagai frekuensi, durasi, dan integritas.
·         Fokus menyempit.
·         Perilaku distraktif. ( Menangis, gelisah, merintih, mondar-mandir ).
·         Respon otomatis ( berkeringat, TD & nadi berubah, ditasi pupil, penglihatan / penurunan frekuensi nafas )

¨       Tujuan jangka pendek       :   Menyatakan pemahaman  / menunjukan nyeri hilang.
¨       Tujuan jangka panjang     : Melapporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi dan beratnya.


Rencana Keperawatan.

1.       Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada, frekuensi & durasi, intensitas & lokasi nyeri.
2.       Letakan pasien & istirahat total selama episode angina.
3.       Tinggiakan kepala tempat tidur  bila pasien nafas pendek.
4.       Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.


Rasionalisasi.

1.   Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil.
2.   Menurunkan kebutuhan O2  miokard untuk meminimalkan resiko cedera jaringan / nekrosis.
3.   Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan nafas pendek berulang.
4.   TD dapat meningkatkan secara dini sehubungan  dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah janung dipengaruhi, termasuk takhikardi.

2.   Ancietas, berhubungan dengan  :
·         Krisis situasi.
·         Ancaman terhadap konsep diri ( gangguan citra diri / kemampuan.)
·         Ancaman terhadap perubahan status kesehatan ( ketidakmampuan bahkan kelemahan ).

                   Dapat dibuktikan dengan
·         Perubahan hidup, peningkatan tegangan / ketidakberdayaan.
·         Ketakutan, gelisah.
·         Takut mati sehubungan dengan kenyataan.


¨       Tujuan jangka pendek       :   Menyatakan kesadaran akan perasaan ancietas dan cara sehat yang sesuai.
¨       Tujuan jangka panjang      :     ·     Melaporkan ancietas berkurang.
                                                                 ·     Menunjukan strategi, koping efektif / pemecahan masalah.

Rencana  Tindakan.

1.      Jelaskan tujuan dan prosedur.
2.      Tingkatkan ekspresi dan perasaan dan biaekan pasien / orang terdekat untuk mengetahui hal ini sebagai reaksi normal.
3.      Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.

Rasionalisasi


1.      Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosa dan prognosa.
2.      Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kebocoran internal dan gambaran pemahaman perasaan.
3.      Meyakinkan pada psien bahwa perannya tidak berubah.



3.   Kurang pengetahuan berhubungan dengan :
·         Kurang pemajanan.
·         Informasi tidak akurat / kesalahan inerprestasi.
·         Tidak mengenal sumber informasi.

      Dapat dibuktikan dengan :
·         Adanya pertanyaan.
·         Pernyataan masalah.
·         Tidak akurat dalam mengikuti instruksi.


¨       Tujuan jangka panjang       :           Berpartisipasi dalam proses belajar.
¨       Tujuan jangka pendek       :     ·     Mencari informasi.
·         Kenyataan pemahaman kondisi / proses penyakit dan pengobatan.
·        Berpartisipasi dalam proses pengobatan.
·        Melakukan perubahan pola hidup.


Rencana Tindakan.

1.      Bantu pasien / orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik, stres dan emosi dengan mendiskusikan cara yang dapat mereka hindari.
2.      Kaji pentingnya kontrol gerak badan, menghentikan merokok, perubahan diet dan olah raga.
3.      Dorong pasien untuk menghindari program yang ditentukan dan pencegahan untuk menghindari kelelahan.


Rasionalisasi.

1.      Merupakan langkah penting untuk pembahasan serangan.
2.      Pengetahuan faktor resiko penting memberikan pasien  kesempatan untuk membuat perubahan kebutuhan.
3.      Takut terhadap penceetus serangan dapat menyebabkan pasien menghindari partisipasi pada aktivitas yang salah akibat untuk meningkatkan perbaikan ( meningkatkan kekuatan miokard dan  membentuk sirkulasi koleteral ).
ASUHAN  KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN ANGINA PECTORIS.



PENGKAJIAN
I.             BIODATA.
A.           IDENTITAS PASIEN
Nama                           :     Ny. Atikah.
Umur                           :     53 th.
Jenis kelamin               :     Perempuan.
Pendidikan                   :     Sarjana ( S 1 ).
Agama                         :     Islam.
Suku / Bangsa              :     Banjar / Indonesia.
Status perkawinan        :     Kawin.
Alamat                         :     Jl. Vanili Rt 06 / 03  Mekatani. Guntung Payung.
Tgl masuk RS / Pusk    :     11 – 11- 2001
Tgl pengkajian             :     11 – 11- 2001
Nomor register             :     240829
Dignosa medis             :     Angina Pectoris.


B.           IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB.
Nama                           :     Tn. Ahmad S.
Umur                           :     56 th
Jenis kelamin               :     Laki-laki
Pendidikan                   :     Sarjana ( S 1 )
Pekerjaan                     :     Pensiunan PNS
Agama                         :     Islam
Alamat                         :     Jl. Vanili Rt 06 / 03. Mekatani. Guntung Payung.



II.          RIWAYAT PENYAKIT.
A.           Keluhan utama.
Nyeri dada kiri dan menjalar ketangan.


B.           Riwayat penyakit sekarang.
Nyeri dirasakan pada saat px bangun tidur  jam 05.00. Nyeri seperti di tekan dan ditusuk dirasakan selama 1-2 menit, hilang setelah istirahat dan dirasakan lagi apabila mulai beraktifitas. Nyeri menjalar keseluruh regio dada


               C.     Riwayat penyakit terdahulu.
                                    Sebelumnya pasien hanya mempunyai riwayat HT dan gastritis. Belum pernah menderita nyeri dada seperti ini.



III.       PEMERIKSAAN FISIK.
A.           Keadaan umum.
Kesadaran        :     Komposmentis.     
Vital sign         ·    TD    :  140 / 90 mmhg            ·    Temp   :  37,5° C.
                        ·    Nadi  :  92 x / mt                      ·    Resp   :  24 x / mt                  
B.           Kulit.
·         Kulit pucat& lembab berkeringat.
·         Lesi (-), tanda peradangan (-).
·         Turgor kulit lambat kembali, setelah ditekan (±  4 – 5 detik)  terutama pada ekstremitas bawah.

C.           Kepala.
·         Bentuk kepala mesosepal.
·         Warna rambut hitam pekat, tampak adanya uban pada sebagian rambut.
·         Distribusi rambut merata.
·         Tidak terdapat adanya benjolan.


D.           Penglihatan.
·         Bentuk mata simetris kiri dan kanan.
·         Tidak terdapat adanya oedema palpebra.
·         Sklera mata keruh, tidak ikterik.
·         Reaksi pupil terhadap cahaya (+).


E.           Penciuman  &  Hidung.
·         Bentuk hidung simetris.
·         Pernafasan cuping hidung (+).
·         Tidak terdapat kotoran pada lubang hidung.

               F.      Pendengaran   &  Telinga.
·         Bentuk telinga simetris kiri dan kanan.
·         Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
·         Pendengaran berfungsi baik.


               G.     Mulut.
·         Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
·         Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
·         Warna lidah merah muda.
·         Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang & caries gigi.


               H.     Leher.
·         Bentuk leher dextra dan sinistra simetris.
·         Terdapat peningkatan jugularis vena preassure.
·         Tidak terdapat peningkatan kelenjar thyroid.
·         Tidak ada batasan gerak leher.
I.             Dada / Pernafasan / Sirkulasi.
·         Bentuk simetris, retraksi dinding dada (+).
·         Pasien mengatakan nyeri dada seperti ditusuk dan ditekan, nyeri menjalar keseluruh regio dada.
·         Nafas sesak dan batuk.
·         Bj 1 & Bj 2 kurang jelas,  terdengar Bj 3.


J.            Abdomen.
·         Bentuk simetris, ascites (-).
·         Tidak teraba pembesaran hati dan limfe.
·         Bunyi tympani (+), ascites (-).
·         Terdengar suara bising usus.


K.          Sistem reproduksi.
·         Jenis kelamin perempuan.
·         Menurut pasien ia sudah Aminorrhoe pada usia 50 th.
·         Mempunyai anak 3 orang.


L.           Ekstremitas atas  &  bawah.
·         Akral hangat.  Ada pembatasan gerak tangan kanan karena terpasang infus .
·         Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, pertumbuhan kuku normal.
·         Pada ekstremitas bawah terdapat oedema pitting pada kedua tungkai bawah
·         Tonus otot lemah, tidak dapat berdiri sendiri.



IV.        KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL.
A.           Aktivitas  &  Istirahat.
·         Di Rumah  :     Aktifitas sehari-hari dirumah saja sebagai ibu rumah tangga. Pola istirahat siang antara 1 – 2 jam sehari. Istirahat malam  ±  6 jam.
·         Di RS         :     pola istirahat siang ±  1 jam saja. Dan istirahat malam  ± 6 jam.pasien sering terbangun tengah malam.


B.           Personal  hygiene.
·         Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas 3 – 4 x seminggu.
·         Ganti baju 2 x sehari.
·         Sanitasi air  bersih dari sumur.
·         Sejak masuk RS pasien tidak dapat mandi, hanya diseka saja.


C.           Nutrisi.
·         Makan 3 x sehari, dengan  porsi 1 - 1½ piring + sayur dan lauk.
·         Pasien suka minum air putih saja, kurang suka minum air the dan kopi.
·         Sejak masuk RS diet bubur rendah garam
·         Porsi makan sedikit, hanya ½ porsi saja yang dapat dihabiskan.
D.           Eliminasi.
·         Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
·         Pola BAK 4 – 6 x sehari.
·         Tidak pernah mengalami gangguan dalam eliminasi.
·         Sejak masuk RS sampai dengan sekarang ( pengkajian ) pasien belum ada BAB.

E.           Sexualitas.
·         Lamanya menikah  30 tahun.
·         Suami pasien 1 orang, berusia  56 tahun.

F.            Psikososial.
·         Pasien tampak ramah dan komunikatif terhadap perawat.

G.          Spiritual.
·         Pasien beragama Islam.
·         Menurut pasien ia selalu menjalankan ibadah salat meskipun dalam keadaan  nyeri seperti ini.


V.           PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN.
A.           Laboratorium.
     

NO
HARI  & TANGGAL
JENIS PEMERIKSAAN
KATEGORI NORMAL
HASIL PEMERIKSAAN
1
Selasa
13-11-01
·         GDS
·         HB
·         Leokosit.
·         LED
70 – 115
12 – 14 gr %
5000 – 10,000 / mm3
0 – 10 mm / jam
100 mg / dl
10 gr %
7000 / mm3
35 mm / jam


A.     Rontgen
Hasil                : 13-11-01 : Tidak ada gambaran pembesaran jantung.

B.           EKG.
Hasil                :  Ischemia Miokard.

               D.     Pengobatan     :

·         Ivfd RL – D 5 %   1 : 1      16 tts / mt.
·         Isoh tab      3 x 1 tab.
·         Diltiazin     3 x 1 tab.
·         Aspilet       3 x 1 tab.
·         Strokain     3 x 1 tab.
·         Ulsikur inj  3 x 1 amp / IV.

     

v  ANALISA  DATA   



NO
Data Subyektif & Obyektif
ETIOLOGI

MASALAH

1







2












3.
Data subyektif :
Pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri, rasa menusuk dan menyebar ke lengan kiri bagian dalam



Data Subyektif :
Pasien mengatakan rasa nyeri berulang.

Data Obyektif :
·         Terlihat raut muka tegang,
·         Berkeringat,&gelisah,
·         Resp 24 x / mt.
·         TD 140 / 90 mmhg



Data Subyektif :
Pasien sering bertanya tentang penyakitnya.


Data Obyektif :
Pertanyaan mengenai penyakitnya, baik mengenai keadaan, tindak lanjut dan resiko yang bisa muncul.
Ischemia miokard







Respon otomatis dari patofisiologi penyakitnya.










Ancaman terhadap perubahan status  kesehatan.
Resiko penurunan curah jantung.






Nyeri.












Cemas








v INTERVENSI KEPERAWATAN  
NO
Hari & tanggal
Diagnosa keperawatan

Perencanaan
Implementasi
Tujuan
Tindakan
Rasionalisasi
1




























2














3




Selasa
13-11-01



























Selasa
13-11-01













Selasa
13-11-01
Nyeri berhubungan dengan respon otomatis ditandai dengan :
~        Berkeringat
~        TD 140 / 90 mmhg.
~        Resp  24 x / mt.























Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan, ditandai dengan
~        seringnya pasien bertanya  mengenai penyakitnya.
~        Raut muka tegang dan gelisah.
~        Resp 24 x / mt.




Resiko terjadi penurunan curah jantung berhubungan dengan ischemia berulang.

Jangka panjang :
Melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi, dan beratnya.

Jangka pendek  :
 Melaporkan / menunjukan nyeri berkurang / hilang dalam 24 jam.















Jangka panjang :
Menyatakan kesadaran perasaan ancietas dan cara sehat yang sesuai.

Jangka pendek :
Melaporkan ancietas berkurang dalam 24 jam.


Jangka panjang :
Berpartisipasi pada perilaku / aktivitas yang menurunkan kerja jantung.

Jangka pendek :
Melaporkan penurunan rasa nyeri ( angina ) dalam 24 jam
1.      Identifikasi terjadinya pencetus, catat lokasi, durasi, intensitas dan lokasi nyeri.


2.      Letakan pasien dan  istirahat total selama episode angina




3.      Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien nafas pendek.




4.      Observasi tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.




1.      Amati perasaan  dan biarkan pasien / orang terdekat untuk mengetahui ini sbg reaksi normal.

2.      Dorong keluarga  dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.

3.      Beritahu program medis yang dibuat.


1.      Observasi tanda vital.



2.      Pantau kondisi yang dapat memperparah terjadinya penyakit.




3.      Pertahankan posisi baring yang nyaman.
1.      Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil.

2.      Menurunkan kebutuhan  O2 miokard untuk meminimalkan resiko cedera jaringan  / nekrosis.

3.      Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan nafas pendek berulang.


4.      TD dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis. 




1.   Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan interna.


2.   Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarganya tidak berubah

3.   Untuk menurunkan tingkat kecemasan


1.      Deteksi secara dini terjadinya angina dan penurunan curah jantung.

2.      Mencegah terjadinya serangan berulang.





3.      Memungkinkan  untuk istirahat dengan tenang.
1.      Observasi keadaan umum pasien, mencatat lokasi nyeri, durasi, dan intensitas nyeri.


2.      Menganjurkan pasien untuk tetap beristirahat total selama masa penyembuhan.


3.      Menganjurkan pasien untuk mengatur posisi meninggikan kepala saat terjadi nafas pendek.


4.      Mengobservasi tanda vital tiap 5 menit saat / selama episode angina berlangsung.




1.   Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang Fatofisiologis penyakitnya.


2.   Menganjurkan kepada keluarga untuk memotivasi kesembuhannya.

3.   Menjelaskan kepada keluarga & pasien ttg prosedur  pengobatan

1.      Mengobservasi tanda vital setiap  5 menit  selama serangan,  tiap 2 jam saat relaksasi.

2.      HE tentang pentingnya pengobatan teratur untuk mempercepat penyembuhan dan pencegahan.

3.      Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi jumlah pengunjung yang datang.


v CATATAN  PERKEMBANGAN.


No
Hari / tanggal
No Dxn
Perkembangan
paraf
1.










2.











3.












Jum’at
16-11-01









Sabtu.
17-11-01










Sabtu.
17-11-01
No II










No 1











No III
S   :   Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya.
O  :   Pasien tampak tenang. Pola tidur siang lebih lama ± 2 jam.  
A  :   Masalah dapat teratasi.
P   :   Teruskan HE. 



S   :   Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang.
O  :   TD 120 / 90 mmhg. Pasien tampak tenang.
A  :   Masalah dapat teratasi.
P  :    Teruskan perawatan pasien.
I   :    Kolaborasi dengan medis dalam pemberian therapi.
E  :    Pasien diperbolehkan rawat jalan.

         
S   :   Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang.
O  :   Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja jantung.
A  :   Tidak terjadi ischemia berulang.
P   :   teruskan perawatan pasien.
I    :   Kolaborasi dengan medis dalam pemberian therapy lanjutan. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar