KONSEP PENYAKIT
GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER
PADA KASUS ANGINA PECTORIS
I. PENGERTIAN
Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit
dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering
kali menjalar lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu
melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien beristirahat.
II ETIOLOGI / PENYEBAB.
Angina Pectoris
adalah merupakan menifestasi sistem miocard, yang biasanya disebabkan akibat
penyempitan atau penyumbatan arteri koroner atau arteriosklerosis.
a.
Faktor resiko (Studi Framingham)
-
Obesitas
-
Hipertensi
-
Hiperlipidemia
-
Merokok
-
Emosi
-
Diabetis Melitus
-
Kurang exercise (kurang olahraga)
-
Keturunan
-
Umur
-
Jenis kelamin
-
Kepribadian
b.
Faktor Presipitasi.
-
Emosi
-
Stress
-
Kerja terlalu berat
-
Hawa dingin
-
Hawa terlalu panas dan lembab
-
Makan terlalu banyak
-
Banyak merokok
c.
Faktor yang memperberat :
-
Obesitas
-
Hipertensi
-
Anemia
-
Hipertiroidisme
-
Aritmia
-
Penyakit Paru Obstruksi Menahun / Kronik
-
ObatGolongan Ergotamin, Amfetamin Simpato mimetik.
II. TANDA DAN GEJALA
Secara umum
biasanya penderita mengeluh sakit dada sentral atau retrosentral yang dapat
menyebar ke salah satu / kedua lengan, leher, atau punggung baik pada waktu
beraktivitas ataupun beristirahat.
Disini
dapat dibagi tiga klinis yaitu :
1.
Pasien dengan Angina Pectoris Stabil ;
Pola sakit
dadanya dapat dicetuskan kembali oleh suatu kegiatan dan oleh faktor-faktor
pencetus tertentu, dalam 30 hari terakhir tidak ada perubahan dalam hal
frekuensi, lama dan faktor-faktor pencetusnya (sakit dada tidak lebihlama dari
15 menit.
2.
Pasien dengan Angina Pectoris Tidak Stabil ;
Umumnya terjadi
perubahan polameningkatnya frekwensi, parahnya dan atau lama sakitnya dan
faktor pencetusnya.
3.
Angina Prinzmetal (Variant)
Terjadi karena spasme
arteria koronaria.
Ciri
khas gejala sakit dada pada AP :
a.
letaknya
Di daerah sternal /
substernal / dada sebelah kiri dan menjalar ke lengan kiri, kadang-kadang dapat juga
menjalar kepunggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan.
Sakit dada juga
dapat timbul di tempat lain, dari daerah epigastrium sampai ke leher, gigi dan
bahu.
b. Kualitasnya
-
Seprti ditekan benda berat (pressure like)
-
Seperti di jepit (squeezing)
-
Terasa panas (burning)
-
Atau hanya perasaan tidak enak di dada (chest
discomfort)
c. Hubungan dengan aktivitas :
Sakit
dada biasanya timbul pada saat aktivitas :
-
Jalan cepat, tergesa-gesa, jalan mendaki / menaiki
tangga.
-
Aktivitas minimal (mandi, makan kenyang, emosi).
-
Atau bisa juga pada saat istirahat / pada waktu
tidur malam hari.
-
- lamanya serangan.
Biasanya 1 – 5
menit, jika lebih lama dari 20 menit adalah serangan IMA
keluhan lain
serangan AP adalah dapat di sertai sesak napas, perasaan lelah, dan
berkeringat
IV PATOFISIOLOGI
Spasme
pembuluh darah koroner, dan atau
Arteriosklerosis
Penyempitan pemebuluh darah koroner
Berkurangnya
aliran pembuluh darah koroner
Suplai darah dan oksigen berkurang (tidak
adanya keseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh
darah koroner menyediakan oksigen secukupnya untuk kontraksi miokard).
Iskemia Miokard.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG.
o Elektro
kardiogram ~ depresi segmen S1 elevasi
segmen S1,
o Foto Rontgen
Thorax ~ sering kali bentuk normal.
o Laboratorium ~ :
-
Kadar enzim dalam darah : CPK, SGOT, LDH (Normal)
-
Lipid darah untuk menemukan faktor resiko
hiperlipidemia
-
Gula darah untuk menemukan DM sebagai faktor resiko.
o Exercise
Test ~ biasanya timbul nyeri dengan EKG
depresi segmen S.
o Thallium Exercise
Myocardial Imaging ~ Melihat daerah yang
iskemia
o Penyadapan
jantung ~ melihat penyempitan arteri
koroner
o Arteriografi
koroner meningkat.
VI PENATALAKSANAAN MEDIS ( THERAFI / PENGOBATAN)
1.
Mencari faktor resiko dan mengobatinya, perubahan
cara hidup, cara makan, berhenti merokok.
2.
Perhatikan dan menghendari faktor presipitasi.
3.
Mencari dan menghendari / mengobati faktor yang
memperberat.
4.
Pengobatan.
-
Menghilangkan sakit dada.
-
Memperbaiki kwalitas hidup.
-
Memperpanjang umur
a.
Pengobatan saat serangan dengan menggunakan
obat-obatan vasodilatasi perifer dan
koroner, kalau perlu terapi O2.
b.
Mencegah timbulnya serangan.
-
Lorg Acting Nitrate.
-
Obat penghambat beta adrenergik.
-
Antagonis kalsium
-
Obat-obat lain (penenang, digitalis, diuretik).
5.
pada kasus yang berat dapat dilakukan pemebedahan
jantung koroner.
VII KOMPLIKASI.
1.
IMA (Infark
Miokard Akute)
2.
Ketidak stabilan listrik (konduksi) atau aritmia
(irama).
3.
Gangguan mekanis jantung atau kegagalan memompa
-
Gagal jantung kiri.
-
Gagal ventrikel kanan
-
Renjatan kardiogenik.
-
Emboli atrei sistemik.
-
Sumbatan pembuluh darah otak
-
Ruptur jantung.
VIII DAFTAR PUSTAKA.
1.
Doenges . E. Marylin. Dkk. Nursing Care Planing. Edisi 3. 1993. EGC. Jakarta.
2.
Ismudianti. Rilantono. Lily. Prof. Dr. DSAP. Dkk. Buku Ajar Ilmu Kardiologi. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
3.
Price , A. Sylvia. Wilson . M. Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Buku I. Edisi 4.1994. EGC.
Jakarta.
4.
Soeparman. DR. Dr. Dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Kedua. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KASUS ANGINA PICTORIS.
PENGKAJIAN.
1. Aktivitas / Istirahat.
Gejala :
· Pola hidup monoton, kelemahan.
·
Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan.
·
Nyeri dada bila bekerja.
·
Terbangun bila nyeri dada.
Tanda : · Diespnea saat kerja
2. Sirkulasi
Gejala : · Riwayat penyakit jantung. Hipertensi.
Kegemukan.
Tanda : · Takhikardia, aritmia.
·
Tekanan darah (normal/mringkat/menurun)
·
Kulit/membran mukosa lemban/dingin/pucat pada adanya
vasokontriksi.
4. Makanan/cairan.
Gejala : · Mual nyeri ulu hati saat makan.
·
Diet tinggi/kolesterol/lemak.Garam.Protein.Miras.
Tanda : · Ikat pinggang sesak/distensi gaster.
5. Integritas ego.
Gejala : · Stresor saat kerja.
Tanda : · Ketakutan , mudah marah.
6. Nyeri / Ketidaknyamanan.
Gejala : · Nyeri dada subternal, anterior menyebar ke
rahang leher, bahu, & ekstremitas atas ( baisanya pada kiri )
·
Kualitas / macam ( ringan sampai sedang, tekanan
berat tertekan, tejepit, terbakar ).
·
Durasi ( > 15 mmneit, kadang-kadang > 30
menit) rata-rata 3 menit.
·
Penghilang istirahat, obet anti angina.
·
Nyeri dada yang berubah – ubah frekuensi, durasi,
kualitas.
7. Pernafasan.
Gejala : · Dispnea saat kerja.
·
Riwayat merokok.
Tanda : · Meningkat pada frekuensi / irama & ganguan kedalaman.
8. Penyuluhan /
Pembelajaran.
Gejala : · Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi,
stroke, DM.
·
Kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi.
·
Penggunaan alkohol teratur, narkotik.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN.
1. Nyeri, berhubungan dengan :
·
Laporan nyeri dengan berbagai frekuensi, durasi, dan
integritas.
·
Fokus menyempit.
·
Perilaku distraktif. ( Menangis, gelisah, merintih,
mondar-mandir ).
·
Respon otomatis ( berkeringat, TD & nadi
berubah, ditasi pupil, penglihatan / penurunan frekuensi nafas )
¨
Tujuan jangka pendek : Menyatakan pemahaman / menunjukan nyeri hilang.
¨
Tujuan jangka panjang : Melapporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi dan
beratnya.
Rencana
Keperawatan.
1.
Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada,
frekuensi & durasi, intensitas & lokasi nyeri.
2.
Letakan pasien & istirahat total selama episode
angina.
3.
Tinggiakan kepala tempat tidur bila pasien nafas pendek.
4.
Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan
angina.
Rasionalisasi.
1. Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan
kemajuan menjadi angina tidak stabil.
2. Menurunkan kebutuhan O2 miokard untuk meminimalkan resiko cedera
jaringan / nekrosis.
3. Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan nafas
pendek berulang.
4. TD dapat meningkatkan secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun
bila curah janung dipengaruhi, termasuk takhikardi.
2. Ancietas, berhubungan dengan
:
·
Krisis situasi.
·
Ancaman terhadap konsep diri ( gangguan citra diri /
kemampuan.)
·
Ancaman terhadap perubahan status kesehatan (
ketidakmampuan bahkan kelemahan ).
Dapat dibuktikan dengan
·
Perubahan hidup, peningkatan tegangan /
ketidakberdayaan.
·
Ketakutan, gelisah.
·
Takut mati sehubungan dengan kenyataan.
¨
Tujuan jangka pendek : Menyatakan kesadaran akan perasaan ancietas
dan cara sehat yang sesuai.
¨
Tujuan jangka panjang : · Melaporkan ancietas berkurang.
· Menunjukan strategi, koping efektif /
pemecahan masalah.
Rencana Tindakan.
1.
Jelaskan tujuan dan prosedur.
2.
Tingkatkan ekspresi dan perasaan dan biaekan pasien
/ orang terdekat untuk mengetahui hal ini sebagai reaksi normal.
3.
Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien
seperti sebelumnya.
Rasionalisasi
1.
Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosa dan
prognosa.
2.
Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan
kebocoran internal dan gambaran pemahaman perasaan.
3.
Meyakinkan pada psien bahwa perannya tidak berubah.
3. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan :
·
Kurang pemajanan.
·
Informasi tidak akurat / kesalahan inerprestasi.
·
Tidak mengenal sumber informasi.
Dapat dibuktikan dengan :
·
Adanya pertanyaan.
·
Pernyataan masalah.
·
Tidak akurat dalam mengikuti instruksi.
¨
Tujuan jangka panjang : Berpartisipasi
dalam proses belajar.
¨
Tujuan jangka pendek : · Mencari informasi.
·
Kenyataan pemahaman kondisi / proses penyakit dan
pengobatan.
·
Berpartisipasi dalam proses pengobatan.
·
Melakukan perubahan pola hidup.
Rencana
Tindakan.
1.
Bantu pasien / orang terdekat untuk mengidentifikasi
sumber fisik, stres dan emosi dengan mendiskusikan cara yang dapat mereka hindari.
2.
Kaji pentingnya kontrol gerak badan, menghentikan
merokok, perubahan diet dan olah raga.
3.
Dorong pasien untuk menghindari program yang
ditentukan dan pencegahan untuk menghindari kelelahan.
Rasionalisasi.
1.
Merupakan langkah penting untuk pembahasan serangan.
2.
Pengetahuan faktor resiko penting memberikan
pasien kesempatan untuk membuat
perubahan kebutuhan.
3.
Takut terhadap penceetus serangan dapat menyebabkan
pasien menghindari partisipasi pada aktivitas yang salah akibat untuk
meningkatkan perbaikan ( meningkatkan kekuatan miokard dan membentuk sirkulasi koleteral ).
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN ANGINA PECTORIS.
PENGKAJIAN
I.
BIODATA.
A.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Atikah.
Umur : 53 th.
Jenis kelamin : Perempuan.
Pendidikan : Sarjana ( S 1 ).
Agama : Islam.
Suku / Bangsa : Banjar
/ Indonesia.
Status perkawinan : Kawin.
Alamat : Jl. Vanili Rt 06 / 03 Mekatani. Guntung Payung.
Tgl masuk RS /
Pusk : 11
– 11- 2001
Tgl pengkajian : 11
– 11- 2001
Nomor register : 240829
Dignosa medis : Angina
Pectoris.
B.
IDENTITAS
PENANGGUNG JAWAB.
Nama : Tn. Ahmad S.
Umur : 56 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Sarjana ( S 1 )
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Agama : Islam
Alamat : Jl. Vanili Rt 06 / 03. Mekatani. Guntung
Payung.
II.
RIWAYAT PENYAKIT.
A.
Keluhan utama.
Nyeri dada kiri
dan menjalar ketangan.
B.
Riwayat penyakit
sekarang.
Nyeri dirasakan
pada saat px bangun tidur jam 05.00.
Nyeri seperti di tekan dan ditusuk dirasakan selama 1-2 menit, hilang setelah
istirahat dan dirasakan lagi apabila mulai beraktifitas. Nyeri menjalar
keseluruh regio dada
C. Riwayat penyakit terdahulu.
Sebelumnya
pasien hanya mempunyai riwayat HT dan gastritis. Belum pernah menderita nyeri
dada seperti ini.
III. PEMERIKSAAN FISIK.
A.
Keadaan umum.
Kesadaran :
Komposmentis.
Vital sign · TD : 140 / 90 mmhg · Temp : 37,5° C.
· Nadi : 92 x / mt · Resp : 24 x / mt
B.
Kulit.
·
Kulit pucat& lembab berkeringat.
·
Lesi (-), tanda peradangan (-).
·
Turgor kulit lambat kembali, setelah ditekan (± 4 – 5 detik)
terutama pada ekstremitas bawah.
C.
Kepala.
·
Bentuk kepala mesosepal.
·
Warna rambut hitam pekat, tampak adanya uban pada
sebagian rambut.
·
Distribusi rambut merata.
·
Tidak terdapat adanya benjolan.
D.
Penglihatan.
·
Bentuk mata simetris kiri dan kanan.
·
Tidak terdapat adanya oedema palpebra.
·
Sklera mata keruh, tidak ikterik.
·
Reaksi pupil terhadap cahaya (+).
E.
Penciuman &
Hidung.
·
Bentuk hidung simetris.
·
Pernafasan cuping hidung (+).
·
Tidak terdapat kotoran pada lubang hidung.
F. Pendengaran &
Telinga.
·
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan.
·
Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
·
Pendengaran berfungsi baik.
G. Mulut.
·
Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
·
Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
·
Warna lidah merah muda.
·
Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang
& caries gigi.
H. Leher.
·
Bentuk leher dextra dan sinistra simetris.
·
Terdapat peningkatan jugularis vena preassure.
·
Tidak terdapat peningkatan kelenjar thyroid.
·
Tidak ada batasan gerak leher.
I.
Dada / Pernafasan
/ Sirkulasi.
·
Bentuk simetris, retraksi dinding dada (+).
·
Pasien mengatakan nyeri dada seperti ditusuk dan
ditekan, nyeri menjalar keseluruh regio dada.
·
Nafas sesak dan batuk.
·
Bj 1 & Bj 2 kurang jelas, terdengar Bj 3.
J.
Abdomen.
·
Bentuk simetris, ascites (-).
·
Tidak teraba pembesaran hati dan limfe.
·
Bunyi tympani (+), ascites (-).
·
Terdengar suara bising usus.
K.
Sistem
reproduksi.
·
Jenis kelamin perempuan.
·
Menurut pasien ia sudah Aminorrhoe pada usia 50 th.
·
Mempunyai anak 3 orang.
L.
Ekstremitas
atas & bawah.
·
Akral hangat.
Ada pembatasan gerak tangan kanan karena terpasang infus .
·
Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap,
pertumbuhan kuku normal.
·
Pada ekstremitas bawah terdapat oedema pitting pada
kedua tungkai bawah
·
Tonus otot lemah, tidak dapat berdiri sendiri.
IV.
KEBUTUHAN FISIK,
PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL.
A.
Aktivitas &
Istirahat.
·
Di Rumah : Aktifitas sehari-hari dirumah saja sebagai
ibu rumah tangga. Pola istirahat siang antara 1 – 2 jam sehari. Istirahat
malam ± 6 jam.
·
Di RS : pola istirahat siang ± 1 jam saja. Dan istirahat malam ± 6 jam.pasien
sering terbangun tengah malam.
B.
Personal hygiene.
·
Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari,
keramas 3 – 4 x seminggu.
·
Ganti baju 2 x sehari.
·
Sanitasi air
bersih dari sumur.
·
Sejak masuk RS pasien tidak dapat mandi, hanya
diseka saja.
C.
Nutrisi.
·
Makan 3 x sehari, dengan porsi 1 - 1½ piring + sayur dan lauk.
·
Pasien suka minum air putih saja, kurang suka minum
air the dan kopi.
·
Sejak masuk RS diet bubur rendah garam
·
Porsi makan sedikit, hanya ½ porsi saja yang dapat
dihabiskan.
D.
Eliminasi.
·
Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
·
Pola BAK 4 – 6 x sehari.
·
Tidak pernah mengalami gangguan dalam eliminasi.
·
Sejak masuk RS sampai dengan sekarang ( pengkajian )
pasien belum ada BAB.
E.
Sexualitas.
·
Lamanya menikah
30 tahun.
·
Suami pasien 1 orang, berusia 56 tahun.
F.
Psikososial.
·
Pasien tampak ramah dan komunikatif terhadap
perawat.
G.
Spiritual.
·
Pasien beragama Islam.
·
Menurut pasien ia selalu menjalankan ibadah salat
meskipun dalam keadaan nyeri seperti
ini.
V.
PROSEDUR
DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN.
A.
Laboratorium.
NO
|
HARI & TANGGAL
|
JENIS
PEMERIKSAAN
|
KATEGORI NORMAL
|
HASIL
PEMERIKSAAN
|
1
|
Selasa
13-11-01
|
·
GDS
·
HB
·
Leokosit.
·
LED
|
70 – 115
12 – 14 gr %
5000 – 10,000 /
mm3
0 – 10 mm / jam
|
100 mg / dl
10 gr %
7000 / mm3
35 mm / jam
|
A.
Rontgen
Hasil : 13-11-01 : Tidak ada gambaran
pembesaran jantung.
B.
EKG.
Hasil : Ischemia Miokard.
D. Pengobatan :
·
Ivfd RL – D 5 %
1 : 1 16 tts / mt.
·
Isoh tab 3
x 1 tab.
·
Diltiazin 3
x 1 tab.
·
Aspilet 3
x 1 tab.
·
Strokain 3
x 1 tab.
·
Ulsikur inj 3
x 1 amp / IV.
v ANALISA DATA
NO
|
Data Subyektif &
Obyektif
|
ETIOLOGI
|
MASALAH |
1
2
3.
|
Data subyektif :
Pasien
mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri, rasa menusuk dan menyebar ke lengan
kiri bagian dalam
Data Subyektif :
Pasien mengatakan rasa nyeri berulang.
Data Obyektif :
·
Terlihat raut muka tegang,
·
Berkeringat,&gelisah,
·
Resp 24 x / mt.
·
TD 140 / 90 mmhg
Data Subyektif :
Pasien sering
bertanya tentang penyakitnya.
Data Obyektif :
Pertanyaan
mengenai penyakitnya, baik mengenai keadaan, tindak lanjut dan resiko yang
bisa muncul.
|
Ischemia miokard
Respon otomatis dari
patofisiologi penyakitnya.
Ancaman terhadap perubahan
status kesehatan.
|
Resiko penurunan curah
jantung.
Nyeri.
Cemas
|
v INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
|
Hari & tanggal
|
Diagnosa keperawatan
|
Perencanaan
|
Implementasi
|
||
Tujuan
|
Tindakan
|
Rasionalisasi
|
||||
1
2
3
|
Selasa
13-11-01
Selasa
13-11-01
Selasa
13-11-01
|
Nyeri berhubungan dengan respon
otomatis ditandai dengan :
~
Berkeringat
~
TD 140 / 90 mmhg.
~
Resp 24 x /
mt.
Cemas berhubungan dengan ancaman
perubahan status kesehatan, ditandai dengan
~
seringnya pasien bertanya mengenai penyakitnya.
~
Raut muka tegang dan gelisah.
~
Resp 24 x / mt.
Resiko terjadi penurunan
curah jantung berhubungan dengan ischemia berulang.
|
Jangka panjang :
Melaporkan episode angina
menurun dalam frekuensi, durasi, dan beratnya.
Jangka pendek :
Melaporkan / menunjukan nyeri berkurang /
hilang dalam 24 jam.
Jangka panjang :
Menyatakan kesadaran
perasaan ancietas dan cara sehat yang sesuai.
Jangka pendek :
Melaporkan ancietas
berkurang dalam 24 jam.
Jangka panjang :
Berpartisipasi pada
perilaku / aktivitas yang menurunkan kerja jantung.
Jangka pendek :
Melaporkan penurunan rasa
nyeri ( angina ) dalam 24 jam
|
1.
Identifikasi terjadinya pencetus, catat lokasi,
durasi, intensitas dan lokasi nyeri.
2.
Letakan pasien dan
istirahat total selama episode angina
3.
Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien nafas
pendek.
4.
Observasi tanda vital tiap 5 menit selama serangan
angina.
1.
Amati perasaan
dan biarkan pasien / orang terdekat untuk mengetahui ini sbg reaksi
normal.
2.
Dorong keluarga
dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.
3.
Beritahu program medis yang dibuat.
1.
Observasi tanda vital.
2.
Pantau kondisi yang dapat memperparah terjadinya
penyakit.
3.
Pertahankan posisi baring yang nyaman.
|
1.
Membantu membedakan nyeri
dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil.
2.
Menurunkan kebutuhan O2 miokard untuk
meminimalkan resiko cedera jaringan /
nekrosis.
3.
Memudahkan pertukaran gas
untuk menurunkan hipoksia dan nafas pendek berulang.
4.
TD dapat meningkat secara
dini sehubungan dengan rangsangan simpatis.
1.
Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan interna.
2. Meyakinkan pasien bahwa peran dalam
keluarganya tidak berubah
3. Untuk menurunkan tingkat kecemasan
1.
Deteksi secara dini terjadinya angina dan
penurunan curah jantung.
2.
Mencegah terjadinya serangan berulang.
3.
Memungkinkan
untuk istirahat dengan tenang.
|
1.
Observasi keadaan umum
pasien, mencatat lokasi nyeri, durasi, dan intensitas nyeri.
2.
Menganjurkan pasien untuk tetap beristirahat total
selama masa penyembuhan.
3.
Menganjurkan pasien untuk mengatur posisi
meninggikan kepala saat terjadi nafas pendek.
4.
Mengobservasi tanda vital tiap 5 menit saat /
selama episode angina berlangsung.
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga
tentang Fatofisiologis penyakitnya.
2. Menganjurkan kepada keluarga untuk
memotivasi kesembuhannya.
3. Menjelaskan kepada keluarga & pasien
ttg prosedur pengobatan
1.
Mengobservasi tanda vital setiap 5 menit
selama serangan, tiap 2 jam
saat relaksasi.
2.
HE tentang pentingnya pengobatan teratur untuk
mempercepat penyembuhan dan pencegahan.
3.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi jumlah
pengunjung yang datang.
|
v CATATAN
PERKEMBANGAN.
No
|
Hari / tanggal
|
No Dxn
|
Perkembangan |
paraf
|
1.
2.
3.
|
Jum’at
16-11-01
Sabtu.
17-11-01
Sabtu.
17-11-01
|
No II
No 1
No III
|
S :
Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya.
O :
Pasien tampak tenang. Pola tidur siang lebih lama ± 2 jam.
A :
Masalah dapat teratasi.
P :
Teruskan HE.
S :
Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang.
O :
TD 120 / 90 mmhg. Pasien tampak tenang.
A :
Masalah dapat teratasi.
P :
Teruskan perawatan pasien.
I :
Kolaborasi dengan medis dalam pemberian therapi.
E :
Pasien diperbolehkan rawat jalan.
S :
Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang.
O :
Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja
jantung.
A :
Tidak terjadi ischemia berulang.
P :
teruskan perawatan pasien.
I :
Kolaborasi dengan medis dalam pemberian therapy lanjutan.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar