CONTOH ASUHAN
KEPERAWATAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT
PADA PASIEN DENGAN MALARIA
VIVAK
PENGKAJIAN
I. BIODATA
- IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn, Sylvia Safitrie
Umur :
21 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Mahasiswa Fakultas Kehutanan UNLAM
Pekerjaan : -
Agama :
Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia.
Status Perkawinan :
Belum kawin
Alamat : Jl. Unlam III Asrama Wasaka 1. No 22 Banjarbaru.
Tgl Masuk RS : 17 – 4 - 2001
Tgl Pengkajian :
18 – 4 - 2001
Nomor Regester RS :
15 19 39
Diagnosa Medis : Malaria plasmodium vivak.
B.
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Tn, Ir, Anwari.
Umur :
50 th
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pendidikan : S 1
Pekerjaan : PNS
Agama :
Islam
Hubungan Dgn Pasien :
Orang tua pasien
II. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Badan panas sejak 3 hari yang lalu,
kadang kadang sampai mennggigil, disertai rasa mual dan muntah.
- Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk RS tanggal 17 – 5
–2001 jam 10,15 wita dengan keluhan badan panas sejak 3 hari yang lalu, pasien
merasa tidak enak badan dan meriang, tiba – tiba pasien menggigil ± 3 menit
lamanya, disertai peningkatan suhu tubuh sampai 39° C, tidak ada nafsu makan,
mual serta muntah.
- Riwayat Penyakit Terdahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah
menderita panas sampai menggigil seperti sekarang, pasien hanya mengidap
penyakit maag ( gastritis ), tidak ada riwayat penyakit menular maupun kronis
yang pernah diderita pasien sebelumnya.
III. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum
Kesadaran : komposmentis TD
: 100 / 80 mmhg
Temp : 39,2° C Resp :
28 x / mt
Pols : 74 x / mt TB /
BB :
160 cm / 48 kg
- Kulit
Warna kulit bersih, tidak tampak
ikterik dan gejala sianosis. Turgor kulit agak lembek dicubit kembali < 2
detik. Textur kulit dan mukosa kulit tampak kering.
- Kepala
Kulit kepala terlihat adanya
kotoran / ketombe, distribusi rambut merata. Bentuk kepala simetris, tidak
terdapat benjolan.
- Penglihatan
Gerakan dan kelopak mata simetris,
pupil bereaksi terhadap cahaya, konjungtiva merah muda, kornea jernih, sclera
putih pucat. Pasien tidak menggunakan
alat bantu penglihatan.
- Penciuman dan Hidung
Stuktur lubang hidung
simetris, mukosa merah muda, tidak ada
cairan / sekret. Fungsi dapat membedakan bau. Tidak terdapat gejala peradangan
pada sinus.
F. Pendengaran dan Telinga
Bentuk
daun telinga simetris, lubang telinga terlihat sedikit serumen, membran tympani
utuh, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
G. Mulut
Bentuk
bibir simetris atas dan bawah, kebersihan mulut kurang, tampak adanya plak
disela – sela gigi. Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang maupun
tambalan. Mukosa mulut tampak pucat dan kering.
- Leher
Fungsi leher dapat digerakan flexi
dan ekstensi, kelenjar thyroid tidak teraba, tidak terjadi peningkatan JVP.
- Dada / Pernafasan / Sirkulasi
Bentuk dada simetris, tidak
ada kelainan bentuk dada, pernafasan normal, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan, BJ 1 & 2 terdengar jelas. Tidak terdengar akumulasi cairan pada
rongga dada.
- Abdomen
Tidak teraba pembesaran hepar dan
limfe, terjadi penurunan peristaltik usus, nyeri tekan pada epigastrium. Bunyi
tympani (+)
- Sistem Reproduksi
Pasien mendapat haid pertama kali (
menarche ) pada usia 13 th, tidak ada keluhan / gangguan pada saat haid, siklus
teratur 1 bulan sekali.
- Ekstremitas Atas dan Bawah
Bentuk tangan dan kaki simetris,
jumlah kuku lengkap dan tidak ditemukan gangguan pertumbuhan kuku. Tampak
kelemahan anggota gerak & tonus otot ekstremitas atas dan bawah
IV. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN SPIRITUAL
- Aktivitas dan Istirahat
Aktifitas sehari – hari sebagai
mahasiswa fakultas kehutanan UNLAM semester VI, tidur siang jarang dilakukan
kecuali tidak ada jadwal kuliah siang. Tidur malam antara 6 – 7 jam, sejak
sakit pasien tidak dapat mengikuti perkuliahan selama 3 hari terakhir,
istirahat malam kurang, kadang – kadang hanya 6 jam saja karena pasien sering
terbangun pada malam hari.
- Personal Hygiene
Pola mandi 2 x
sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas
bila kulit kepala terasa gatal. Selama sakit pasien tidak berani mandi, hanya
diseka dengan air hangat pada pagi hari, dan gosok gigi 1 x sehari.
- Nutrisi
Pola makan 3 x sehari, menu
bervariasi dengan lauk dan pauk, porsi 1 piring kadang lebih. Minum 5 – 8 gelas
perhari, suka minum air putih saja. Sejak sakit, nafsu makan tidak ada, kalau
makan hanya menghabiskan ¼ piring saja.
- Eliminasi
Pola BAB 1 x sehari biasanya
pada pagi hari. Pola BAK tidak menentu, biasanya lebih dari 5 x sehari. Tidak
ada keluhan saat BAB atau BAK
- Sexualitas
Pasien belum menikah.
- Psikososial
Selama dirumah sakit pasien mudah
diajak berkomunikasi dan bersifat kooperatif terhadap semua pertanyaan yang
diajukan perawat.
- Spiritual
Selama sehat pasien rajin
melakukan ibadah salat, namun sejak sakit pasien tidak bisa melakukan ibadah salat, sering
terdengar ucapan zikir. Tidak percaya hal yang berbau mistik / takhayul.
V. PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN
- Laboratorium : DDR ( + ) vivak.
- Rongent : -
- EKG : -
- Pemeriksaan Lain ( EEG, USG, CT Scan, dll ) : -
- Pengobatan
·
IVFD RL
: D 5 % 1 : 1 : 20 tts / mt
·
Paracetamol 500 mg :
3 x 1 tab
·
Antasida tab :
3 x 1 tab
·
Inj quinin :
1 x 1 amp selama 2 hari drip di infus
·
Khloroquin tab 250 mg
·
Hari ke 1 : 2 x 2 tab
·
Hari ke 2 :
2 x 1 tab
·
Hari ke3 :
2 x 1 tab
·
Hari ke 4 :
1 x 1 tab
·
Hari ke 5 :
1 x 1 tab.
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
Data subyektif
·
Rasa nyeri pada daerah epigastrium
·
Rasa mual
·
Nafsu makan menurun
·
Rasa tidak enak badan / malaise
·
Rasa panas seluruh tubuh.
Data obyektif
·
Muntah
·
Porsi makan sedikit hanya ¼ piring.
·
Temp 39,2° C
·
Pols 74 x
/mt
·
Resp 28 x
/mt
|
Peningkatan suhu tubuh yang abnormal.
|
Potensial kurangnya cairan dan elektrolit.
|
NO
|
HARI
TGL
JAM
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
PERENCANAAN |
IMPLEMENTASI |
||
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
||||
1.
|
Rabu
18-4-01
10,30
|
Resiko tinggi kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan :
·
Peningkatan suhu tubuh yang berulang
·
Muntah – muntah
·
Intake cairan peroral yang kurang.
|
Hasil yang diharapkan pasien tidak
mengalami kekurangan cairan dan elektrolit ditandai dengan
·
Suhu tubuh dalam batas normal
36-37,4° C
·
Tidak ada muntah
·
Intake cairan yang adekuat ,
minimum 2500 ml / hr
|
·
Observasi tanda vital, suhu, nadi, TD &
respirasi.
·
Kompres hangat hingga suhu tubuh 37° C.
·
Observasi input dan autput
·
Dorong / motivasi pasien untuk minum air yang
banyak dan sering minimal 1 gelas setiap jam.
·
Kolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian
therapi cairan dan obat – obatan.
|
·
Tanda vital merupakan indikator untuk menentukan adanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
·
Menurunkan resiko kehilangan cairan akibat suhu
tubuh yang tinggi
·
Dengan mengetahui perbandingannya dapat menentukan
sejauh mana kehilangan cairan yang
telah terjadi
·
Rehidrasi cairan merupakan tindakan utama mencegah
atau mengatasi dehidrasi.
·
Untuk mencegah peningkatan suhu tubuh yang
berulang, mengurangi rasa mual yang dapat mengakibatkan muntah &
mengatasi faktor penyebab.
|
·
Mengukur TD, temp, pols dan resp, dicatat didalam
catatan perawat.
·
Memberikan kompres hangat pada daerah dahi dan
axilla.
·
Mengukur tetesan infus dan intake cairan oral yang
masuk maupun keluar.
·
H,E tentang pentingnya cairan bagi tubuh dan menerangkan akibat lanjut
apabila cairan kurang dari kebutuhan.
·
Memasang infus RL : D 5% 1:1 20 tts /mt
·
Memberikan obat antipieretik paracetamol 500 mg 3
x 1 tab
·
Memberikan obat antiemetik antasida tab 3 x 1.
·
Memberikan khloroquin tab 2 x 250 ng pertama.
·
Memberikan inj quinin 1 amp.
·
Memberikan antibiotik chlorampenikol 1 caps 250 mg
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
NO
|
HARI / TGL / JAM
|
NO DX KEPERAWATAN
|
PERKEMBANGAN
|
TTD
|
1.
|
Kamis
19 – 4 - 2001
jam 11,30
|
Diagnosa no 1
|
S : pasien mengatakan rasa mual
Terasa berkurang, nyeri epigastrium
masih terasa
O : Muntah sudah tidak lagi
A : Masalah belum teratasi sepenuhnya
P : Masih relevan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar