Senin, 23 Februari 2015

Laporan Pendahuluan Ca Mammae


LAPORAN PENDAHULUAN

A.    Pengertian Ca. Mammae
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk)
B.     Etiologi
Penyebab yang pasti belum di kemukan akan tetapi dapat di duga berasal dari zat-zat karsinogen. .(buku besar askep RSU muntilan ,2003)
Sampai saat ini etiologi belum dapt di ketahui ,namun secara pasti bahwa penyebab itu sangat mungkin adalah multifaktorial yang sangat mempengaruhi satu sama lain,antara lain:
1.      Pegaruh hormone
Ternyata pengaruh pengobatan hormon yang memberikan hasil pada kanker payudara lebih lanjut
2.   Virogen terbukti yang di lakukan pada kera,namun pada manusia belum terbukti.
3.   Makanan terutama makanan yang banyak mengandung lemak ,tidak terbukti dapat  memperbesar atau memperkecil karsinoma payudara.
4.   Radiasi payudara ini sudah lama terbukti karena radiasi dapat menyebabkan mutagen.(presentasi kasus ca mammae umy,2005)
Faktor resiko ca mamae:
1.      Usia :
a)      makin tinggi usia makin tinggi faktor resiko.
b)      Umur lebih dari 35 tahun.
c)       Melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 35
d)      Tahun usia menapause lebih dari 55 tahun
2.      Keluarga ibu,kuluarga kandung khususnya premenapause.
3.      Patologi :dislasia atau kelainan fibrokistik tertentu.faktor resiko jarang sebagai akibat faktor penyebab.
4.      Pernah mngalami terapi genikologis (kapita selekta jilid2 ,2000)
C.     Tanda dan Gejala
1.      Tanda
a)      Mempunyai sifat fisik yang khas ,mirip dengan lesi jinak.
b)      b) Dapat berupa masa yang lunak ,berbalas tegas ,mudah digerak-gerakan diantara jaringan sekitar,kadang berbentuk bulan dan elips.
c)      c) Tumor yang sudah lanjut menunjukan adanya masa masa yang beasar ,keras tegas ,tak reguler,oedeme pada kulit diatasnya,vena superfisial yang melebar ,infasi pada kulit . (buku besar askep RSU muntilan ,2003)
2.       Tanda dini.
a.       Benjolan tunggal tanpa nyeri yang agak keras dengan batas kurang jelas.
b.       Kelainan mamogram tanpa kelainan palpasi
3.      Tanda lama
a.       Retraksi kulit atau retraksi areola
b.      Kelenjar aksila dapt di raba
c.       Pengecilan mamae atu pengkerutan
d.      Pembesaran mamae
e.       Kemerahan
4.      Tindak lanjut
a.       Tukak
b.      Kelenjar supra klavikula dapat di raba
c.       Udema lengan (presentasi kasus ca mammae umy,2005)
5.      Gejala
a.        Berupa benjolan yang tidak nyeri ,tetapi ada kalanya nyeri.
b.      Konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm.
c.       Adanya keluaran dari puting ,eritema,mengeras,asemetril,inversi.
d.      Gejala slebih lanjut nyeri tulang,berat badan yang menurun. (buku besar askep RSU muntilan ,2003
e.        Ada perlengketan dan lekukan pada kulit.
f.        Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama.
g.      Rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com)
D.    Patofisiologi
Proses terjadinya kanker karena terjadi perubahan struktur sel, dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal  sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi  terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)

E.     Stadium kanker payudara :
1.      Stadium I :
tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
2.      Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3.      Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4.      Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5.      Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6.      Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000, hal : 285)
F.      Pemeriksaan diagnostic
1.      Pemeriksaan radiologis
a.      Mammografi / USG mamma yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
b.      X-foto thoraks.
c.       Kalau perlu :
1)      Galaktografi.
2)      USG Abdomen (Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista)
3)      CT-scan (dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain).
4)      Tulang-tulang.
5)      Bone scan. Dsb
2.      Pemeriksaan Laboratoriun
a.       Rutin : darah lengkap, urin.
b.      Gula darah : puasa dan 2 jam pp.
c.       Enzym : alkali fosfatase, LDH.
d.      Petanda tumor : CEA, MCA, AFP.
e.      Hormon reseptor : ER, PR.
f.        Kalau perlu : aktivitas estrogen/”vaginal smear”.
3.      Pemeriksaan Sitologis :
a.      FNA dari tumor.
b.      Cairan kista.
c.       Cairan pleura.
d.      Sekret putting susu.
4.         Pemeriksaan /patologis
a.      Durante operase : “Vries coupe”.
b.      Pasca operasi : dari spesimen operasi
pT :
a.      Banyak tumor.
b.      Besar tumor dalam sm.
c.       Tipe histologis.
d.      Derajat diferensiasi sel.
e.      Invasi pembuluh darah.
f.        Invasi keluar jaringan mamma.
g.      Histologi lain disekitar tumor.
pN :
a.         Banyak nodus yang ditemukan.
b.         Banyak nodus yang mengandung metastase.
c.          Banyak nodus dalam sm.
d.         Tinggi level meta (Berg level)
e.         Ada/tidak invasi sel ganas ke kapsul.
f.           Ada/tidak metastase ekstra nodul.
g.         Ada/tidak reaksi immunologis.

G.    Penatalaksanaan Ca Mammae/kanker payudara
1.      Pembedahan
Ø  Terapi bedah  bertujuan kuratif dan paliatif
Ø  Jenis terapi : lokal /lokoregional
Ø  Jenis terapi : terapi utama /terapi tambahan
Ø  Prinsif terapi kuratif bedah
Ø  Pengangkatan sel kanker secara kuratif dapat dilakukan dengan cara :
·         Modified radikal mastektomi
·         Breast conversing treatment (BCT) ± rekontruksi payudara
·         Tumorrektomi /lumpektomi /kuadran tektomi /parsial mastektomi ± diseksi axsila
Pengobatan bedah kuratif dilakukan pada kanker payudara dini (stadium 0, I, dan II), dan pegobatan paliatif bedah adalah dengan mengangkat kanker payudara secara makroskopis dan masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopis  dan biasanya dilakukan pada stadium II dan IV dan juga untk mengurangi keluhan-keluhan penderita baik perdarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus.
Tipe-tipe  pembedahan untuk membuang ca mammae
·         Lympectomi        
Pembuangan sederhana benjolan tumor
·         Mastektomi parsial
 Pembuangan tumor dan 2,5 – 7,5 cm (1 sampai3 inci) jaringan sekitarnya ubcutaneoou s
·       Mastektomy        
 Pembuangan seluruh jaringan yang mendasari tumor payudara , meninggalkan /membiarkan kulit, areola dan memasukkan putting intact)
·     Mastectomy sederhana   
menghilangkan seluruh payudara tapi tidak dengan nodus axillary
·    Modifikasi mastektomy radikal   
menghilangkan seluruh payudara (dengan atau tanpa pectoralis minor) menghilangkan beberapa axilla lympa nodes
·     Mastectoy radikal           
menghilangkan seluruh payudara, acillary lympa nodes, pectolaris muscle (besar atau kecil, dan lemak dan fasia yang berdekatan dengan pembedahan.
2.         Radioterapi
Pegobatan radioterapi adalah untu penobatanlokal /lokoregional yang sifatnya bisa kuratif ataupaliatif. Radioterapi dapat merupakan terapi utama , misalnya pada operasi BCT dan kanker payudara stadium lanjut III. Sebagai terapi tambahan/adjuvan biasanya diberikan bersama dengan terapi bedah dan kemoterapi pada kanker stadium I, II dan IIIA . Pengobatan kemoterapi umumnya diberikan dalam regimen poliferasi lebih baik dibanding pemberian pengobatan monofaramasi / monoterapi


3.         Hormon terapi
Pengobatan hormon terapi untuk pengobatan sistemik untuk meningkatkan survival, yaitu dengan pemberian anti esterogen, pemberian hormon aromatase inhibitor, antiGn RH, ovorektomi. Pemberian hormon ini sebagai adjuvan stadium I, II, III, IV terutama pada pasiien yangreceptor hormon positif, hormon terpi dapat juga digunakan  sebagai terapi p[ravelensi kanker payudara.

4.         Terapi Paliatif dan pain
Terapi paliatif untuk dapat dikerjakan sesuai dengan keluhan pasien, untuk tujuan perbaikan kualitas hidup. Dapat bersifat medikamentosa, paliatif (pemberian obat-obat paliatif) dan non medicamentosa (radiasi paliatif dan pembedahan paliatif)
5.         Immunoterapi dan ioterapi
Sampai saat ini penggunaan immunoterapi seperti pemberian interferon, modified molekuler, biologi agent, masih bersifat terbatas sebagai terapi adjuvan untuk mendukung keberhasilan pengobatan-pengobatan lainnya.
Pengobatan bioterapi dengan rekayasa genetika u ntuk mengoreksi mutasi genetik untuk mengoreksi mutasi genetik masih dalam penelitian.
6.         Rehabilitasi fisik dan psikis
Penderita kanker payudara sebaiknya setelah mendapat  pengobatan konvensiobnal seperti pembedahan, penyinaran, kemoterapi sebaiknya dilakukan rehabolitasi fisik untuk mencegah timbulnya komplikasi akiabt treatment tersebut. Rehabilitasi psikis juga diperlukan untuk mendorong semangat hidup yang lebh baik.
7.         Kemoterapi
Pengobatan kemoterapi adalah pengobatan sisitemik yang mengguanakan obat-obat sitostatika melalui aliran sisitemik, sebagai terapi utama pada kanker stadium lanjut (stadium IIIB dan IV) dan sebagai terapi tambahan
     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar