LAPORAN PENDAHULUAN
KARDIOMIOPATI
Kardiomiopati adalah suatu penyakit miokard
yang menyerang pada otot jantung (Myocard) dan penyebabnya tidak diketahui.
Penyakit ini dapat ditemukan pada semua
jenis kelamin pria dan wanita, pada semua golongan umur.
Pembagiannya :
1.
Kardiomiopati
Kongestif/Dilatatif.
Kardiomiopati Kongestif adalah suatu
penyakit miokard yang primer atau idiopatik yang ditandai dengan adanya
dilatasi dari rongga-rongga jantung dan gagal jantung kongestif.
§
Mulainya secara perlahan,
gejala payah jantung menjadi progresif dalam kurun waktu beberapa bulan.
§
Etiologinya :
·
Tidak diketahui.
·
Ada hubungannya dengan;
o
Pemakaian alkhohol yang
berlebihan.
o
Gravidarum dan puerperium.
o
Hipertensi sistemik.
o
Infeksi virus.
o
Kelainan autoimun.
o
Pengaruh zat-zat fisik dan
kimiawi.
§
Gejalanya :
·
Payah jantung kongestive
terutama kiri.
·
Capek dan lemas.
·
Dapat disertai tanda-tanda
emboli sistemik dan paru.
2.
Kardiomiopati Hipertrofik.
Kardiomiopati Hipertrofik adalah Hipertrofi
ventrikel tanpa penyakit jantung atau sistemik lain yang dapat menyebabkan
Hipertrofi ventrikel ini. Ditandai dengan penebalan (hipertrofik) ventrikel
kiri, dimana penebalan septum interventrikularis lebih mencolok.
§
Etiologi
·
Tidak diketahui.
·
Diduga berhubungan dengan sebab
:
o
Genetik, famili, turunan.
o
Kelainan pada pembuluh darah
koroner.
§
Gejala :
·
Dyspnoe, Angina pectoris.
·
Capek, palpitasi, sincope.
3.
Kardimiopati Restriktif.
Ditandai dengan adanya gangguan pada fungsi
diastolik, dinding ventrikel sangat kaku dan menghalangi pengisian ventrikel.
§
Etiologi:
·
Tidak diketahui.
·
Sering ditemukan pada :
hemokromatosis, Deposisi glycogen, Endomyocardial, fibrosis, eosinophilia.
§
Gejala :
·
Lemah, sesak nafas, payah
jantung sebelah kanan, Tanda serta gejala sistemik; hemokromatosis.
Kompliasi / penyulit :
Sinkope, gagal jantung, aritmia dan
trombosis.
Pengkajian:
Type I :
- Jantung dapat membesar sekali, bunyi jantung ke 3 dan 4 dapat terdengar.
Type II:
- Pembesaran jantung ringan.
- Pada apek teraba getaran sistolik dan kuat.
- Bunyi jantung ke 4 biasanya terdengar.
- Bising sistolik yang mengeras pada tindakan valsava.
Type III :
- Pembesaran jantung sedang.
- Bunyi jantung ke 3 dan ke 4 .
- Regurgitasi mitralis atau trikuspidalis.
Pemeriksaan penunjang ;
- Foto Thorax, pada kardiomiopathi dilatatif akan didapatkan kardiomegali dan edema paru.
- EKG, Akan tampak “Left Ventrikel hypertropi” pada jenis kardiomiopati hypertropi..
- Ekocardiografi ; dapat dilihat adanya dilatasi, penebalan pada jantung.
Pengobatan / penatalaksanaan:
Type I:
- Tidak ada pengobatan spesifik, karena manifestasi klinis gagal jantung, pengobatan gagal jantung, serta pemberian antikoagulan untuk mencegah trombosis.
Type II:
- Karena manifeatasi klinis berupa Aritmia beta bloker. Obstruksi outflow saluran ventrikel kiri, penebalahan septum partial / dilakukan reseksi.
Type III:
- Karena manifestasi klinis berupa gagal jantung; pengobatan gagal jantung, obat-obat aritmia. Pembedahan reseksi endokard yang menebal.
Data persistem yang mungkin dapat muncul
(kami identikkan dengan gagal jantung congestif) dimana permasalahan pokoknya
adalah kelemahan jantung yang menyebabkan menurunnya cardiac out put.
§
Aktivitas / istirahat : Mungkin
akan kita dapatkan data : insomnia, kelemahan / kecapaian menurun , nyeri dada
saat aktivitas, sesak nafas saat istirahat, perubahan status mental, kelelahan,
perubahan vital sign saat aktivitas.
§
Cirkulasi : adanya riwayat
hipertensi, IMA, IMK, Irama ; disritmia, Edema, PVJ meningkat, pembedahan
jantung, endocarditis, anemia, SLE, shock septic, , penggunaan obat beta
bloker.
§
Eliminasi : penurunan pola,
nocturia, warna kencing gelap, konstipasi, diare.
§
Makanan / cairan : anorexia,
mual, muntah, pertambahan berat badan yang mencolok, pembengkakan extremitas
bawah, penggunaan deuretika, diet garam, distensi perut, oedema anasarca,
setempat, pitting udema. Diet tinggi garam, makanan olahan (diproses), lemak,
gula protein.
§
Kebersihan diri : indikasi penurunan
kebersihan diri, kelelahan , menurunnya
self care.
§
Nyaman / nyeri : Nyeri dada,
menarik diri, perilaku melindungi diri, tidak tenang, gelisah, sakit pada otot,
nyeri abdomen ke atas, takut, mudah tersinggung.
§
Respirasi : sesak nafas , tidur
setengah duduk, penggunaan banyak bantal, batuk dengan tanpa sputum, nafas
Crekles, Ronky (+), riwayat penyakit paru kronis, penggunaan alat bantu nafas.
§
Neuro sensori : kelemahan,
pening, pingsan, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung.
§
Interaksi social : penurunan
keikut sertaan dalam aktivitas social.
Diagnosa Keperawatan
1.
Penurunan cardiac output
berhubungan dengan kerusakan otot miokard.
2.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan penurunan cardiac out put.
3.
Kurangnya pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
4.
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan kongestif polmunal.
Rencana Keperawatan
Diagnosa Nomor 1.
Tujuan :Menurunkan beban jantung.
Kriterian : Vital sign dalam batas normal,
bebas dari gejala gagal jantung, dyspnoe menurun.
Intervensi
|
Rasional.
|
1.
Auskultasi nadi apical, kaji
frekwensi, irama jantung.
2.
Catat bunyi jantung, palpasi
nadi perifer, pantau tekanan darah.
3.
Kaji kulit terhadap pucat,
dan sianosis.
4.
Berikan oksigen tambahan
sesuai indikasi.
5.
Tinggikan kaki, hindari tekanan
pada bawah kulit lutut.
6.
Berikaan obat sesuai insruksi
/ kolaborasi.: deuretika, Morphin, Vasodilator
|
1.
Kondisi ini tachikardia.
2.
Penurunan cardiac output
tampak pada nadi, dan tekakan darah.
3.
Pucat indikasi penurunan
perfusi ferifer, cyanosis karena kongseti vena.
4.
Meningkatkan sediaan oksigen
untuk miokard.
5.
Menurunkan statis vena, dan
insiden thrombus.
6.
Menurunkan preload, afterload
.
|
Diagnosa Nomor 2
Tujuan : Pasien dapat melakukan kegiatan
sehari hari.
Kriterian : Dapat berpartisipasi dalam
aktivitas, dapat memenuhi kebutuhan sendiri, vital sign normal selama
aktivitas.
Intervensi
|
Rasional.
|
1.
Periksa vital sign sebelum
dan segera setalah latihan.
2.
Catat respon cardiopolmunal
terhadap aktivitas.
3.
Kaji penyebab kelemahan.
4.
Evaluasi peningkatan
intoleransi aktivitas.
5.
Berikan bantuan dalam
aktivitas, selingi aktivitas dengan istirahat.
6.
Kolaborasi program
rehabilitasii jantung / aktivitas.
|
1.
Hypotensi ortostatik dapat
terjadi karena aktivitas.
2.
Penurunan miokard untuk
meningkatkan secuncum selama aktivitas.
3.
Kelemahan dapat terjadi
karena efek obat.
4.
kelebihan aktivitas
meningkatkan decompensasi jantung.
5.
Aktivitas tanpa mempengaruhi
stress miokard/ kebutuhan oksigen berlebihan.
6.
Peningkatan aktivitas
bertahab menghindari kerja jantung berlebihan.
|
Diagnosa Nomor 3.
Tujuan :Pasien dan keluarga tahu pencegahan
terulangnya gagal jantung Kongestif.
Kriterian : pasien dan keluarga mentaati
program therapy, dapat menyebutkan tanda dan gejala untuk intervensi cepat,
merubah pola hidup yang dapat menimbulkan stress.
Intervensi
|
Rasional.
|
1.
Diskusikan fungsi jantung
normal dan perbedaan kelainan pada jantung.
2.
Kuatkan rasional pengobatan.
3.
Diskusikan pentingnya menjadi
seaktiv mungkin, tanpa menjadi kelelahan dan istirahat diantara aktivitas.
4.
Diskusikan pentingnya
pembatasan natrium, berikan daftar kandungan natrium pada makanan umum yang
harus dibatasi.
5.
Dskusikan obat, tujuan dan
efek sampingnya, berikan instruksi secara verbal dan tertulis.
6.
Anjurkan pasien makan makanan
sesuai dengan diet yang diberikan.
|
1.
Pengatahuan meningkatan ketaatan
pada program pengobatan.
2.
Pemahanan tentang obat dapat
membantu mengontrol gejala.
3.
Aktivitas fisik berlebihan
dapat berlanjut menjadi kelemahan jantung.
4.
Pemasukan diet natrium diatas
3 gr / hari menghasilkan efek deuretik.
5.
Pemahaman pasien dapat
mencegah terjadinya komplikasi.
6.
Diat yang ditetapkan
membatasi masuknya natrium secara berlebihan.
|
Diagnosa Nomor 4.
Tujuan : Pertukaran gas adekwat dan pasien
dapat bebas dari sesak.
Kriterian : Pasien tidak sesak, nilai GDA
dalam batas normal.
Intervensi
|
Rasional.
|
1.
Auskultasi bunyi nafas, catat
bunyi nafas, ronki, mengi,
2.
Anjurkan pasien batuk efektif
dan nafas dalam.
3.
Dorong perubahan posisi
sesering mungkin / setiap 2 – 3 jam .
4.
Pertahankan tirah baring
dengan dengan kepala tempat tidur 20 – 30 derajat, posisi semi fowler dan
sokong tangan dengan bantal.
5.
Pantau GDA secara serial.
6.
Berikan oksigen tambahan
sesuai indikasi.
7.
Berikan obat sesuai
indikasi. Deuretika: Furosemid,
bronkodilator. Aminophilin,
|
1.
Indikasi kongesti paru /
pengumpulan sekret.
2.
Membersihkan jalan nafas dan,
memudahkan aliran oksigen.
3.
Mencegah atelektasis dan
pneumonia.
4.
Menurunkan konsumsi oksigen,
meningkatkan ekspansi paru maksimal.
5.
Hipoksemia dapat memberat
selama edema paru.
6.
Meningkatkan konsentrasi
oksigen alveolar, mencegah hipoxemia jaringan.
7.
Menurunkan kongesti alveolr,
meningkatkan pertukaran gas,
|
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran
Bandung.
Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B
Lippincott. Philadelpia.
Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi
8 EGC. Jakarta.
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi
Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.
Hudack & Galo. (1996). Perawatan
Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media
aesculapius Universitas Indonesia. Jakarta.
Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner.
EGC Jakarta.
Lewis T. (1993). Disease of The Heart. Macmillan. New York.
Marini L. Paul. (1991). ICU Book. Lea & Febriger.
Philadelpia.
Morris D. C. et.al, The Recognation and treatment of Myocardial
Infarction and It’sComplication.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. (1993). Proses Keperawatan Pada Pasien
Dengan Gangguan Sistem Krdiovaskuler. Departemen Kesehatan. Jakarta.
Tabrani. (1998). Agenda Gawat Darurat. Pembina Ilmu. Bandung.
(1994). Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Penyakit Jantung.
Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo Surabaya
laporan kasus
ASUHAN KEPERAWATAN.klien dengan
KARDIOMIOPATI
di ruang jantung rsud dr.soetomo surabaya
Nama Mahasiswa : Subhan.
N I M :
010030170-B.
Pengkajian
Data :
Identitas
:
Nama Klien :
Tn Kholik Tgl.
MRS : 18 Mei 2002
Umur :
25 tahun. Dx.
“: Cardiomyopathy +
Jenis kelamin : Laki-laki. Decompensasi
Cordis FC II.
Suku/Bangsa :
Jawa / Indonesia.
Agama :
Islam.
Pekerjaan :
(-)
Pendiikan :
S D.
Alamat :
Pulo wonokromo Pasir No 52 Surabaya.
Keluhan
utama : Badan lemas sesak nafas.
Upaya
yang sudah dilakukan : berobat ke Rumah Sakit
Katolik.
Terapi
yang pernah dijalani : obat –obat.
Riwayat
keperawatan :
Riwayat
penyakit sebelumnya :
Lima hari yang lalu (sebelum MRS
yang sekarang Klien pernah MRS di RSUD dr. Soetomo dengan diagnosa medis
Thyfoid
Riwayat
penyakit sekarang :
Klien datang
dengan keadaan sesak nafas yang memberat. Keadaan lemah, jantung terasa
berdebar-debar. Dinyatakan perawatan di rumah sakit (opname) dengan
Cardiomyopati dan decompensasi kordis FC II.
Riwayat
kesehatan keluarga.:
Riwayat kesehatan
keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita
klien saat ini.
Aktifitas
Sehari-hari / ADL:
Makanan / minuman
¨
Makan frekensi: 3 x sehari
¨
Bentuknya; Bubur kasar.
¨
Pantangan : Garam
¨
Jumlahnya 2 – 3 sendok.
¨
Kesukaannya; Buah-buahan.
¨
Minum frekensi: > 3 kali
sehari Jumlah ; 200 cc,
¨
Bentuknya: air putih , ateh,
susu.
Eliminasi
¨
Frewkwnsi BAB : 1 x / hari
¨
Frewkwnsi BAK : 4 – 5 x /
hari.
¨
Jumlah urine 1000 cc/ 24 jam,
warna urine kuning pekat.
¨
Baunya : Khas.
Aktivitas
¨
Tidur : sekitar 6 –7 jam
sehari sering bangun, dan sulit dideteksi karena selalu menutup mata.
¨
Cuci rambut Selama dirumah
sakit belum pernah melakukan.
¨
Potong kuku ; kuku tampak
pendek / tidak tampak.
|
Keadaan
kesehatan lingkungan.
Klien mengatakan
bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih.
Riwayat
kesehatan lainnya :
Alat bantu yang dipakai
¨
Gigi palsu : tidak ada.
¨
Kacamata : tidak pakai.
¨
Pendengaran : tidak pakai.
¨
Lain-lain : -
Observasi
dan pemeriksan fisik :
¨
Suhu : 36,7 0C
.(Axila)
¨
Nadi : 118 X / menit ( tidak
teratur)
¨
Tekanan darah : 100 / 70 mmHg (
Lengan kanan )
¨
Respirasi : 24 X / menit (
irama tidak teratur )
Body
System.
Pernafasan
:
¨
Lewat hidung.
Suara tambahan :
¨
Wheezing, tidak ada.
¨
Ronchi : (-).
¨
Rales, lokasi : (-)
¨
Crackles, lokasi : (-)
¨
Bentuk dada : simetris.
Cardiovasculer
:
¨
Nyeri dada : (-), palpitasi,
¨
Suara jantung : irama Gallop
¨
Tidak diketemukan adanya edema
pada extremitas atas, bawah, kakan, kiri.
Persrarafan
:
¨
Kesadaran : Compos mentis.
¨
GCS : Eyes : 4, Verbal : 5,
Motorik: 6, Total nilai : 15
Kepala dan
wajah : -
¨
Mata sclera : putih.
¨
Conjunctica : tidak anemis.
¨
Pupil : isokor.
¨
Leher : kaku kuduk tidak ada,
Jugolaris Vena Presur (JVP) tidak meningkat.
¨
Reflek spesifik : (-).
Persepsi
sensori :
¨
Pendengaran kanan, kiri :
normal.
¨
Penciuman : norma.
¨
Pengecapan : dapat merasakan
manis, asam, asin, pahit.
¨
Penglihatan : kanan, kiri
normal.
¨
Perabaan: Panas, dingin,
tekanan masih dapat dirasakan dengan norma.
Perkemihan
(Eliminasi uri):
¨
Produksi urine : 1000 cc/ 24
jam.
¨
Warna urine : kuning muda.
Pencernaan
( Eliminasi Alvi )
¨
Mulut dan tenggorokan : mulut,
bibir kering, tidak ditemukan stomatitis.
¨
Abdoment : tidak ada distensi,
asites, keadaan simetris, bekas operasi tidak ada, tidak teraba masa, atau isi
colon, peristaltik baik, terasa nyeri pada palpasi ulu hati.
¨
BAB : norma.
¨
Konsistensi : lunak
¨
Lain : (-)
¨
Diet : makanan bubur selalu
dihabiskan diet yang dari rumah sakit.
Tulang
/ otot / integumen:
¨
Kemampuan pergerakan sendi :
bebas.
¨
Tidak diketemukan kelainan pada
extreimitas atas.
¨
Tidak diketemukan kelainan pada
ektremitas bawah.
¨
Akral : Hangat.
Sistem
Endokrin:
¨
Tidak pernah didapatkan terapi
hormonal.
Sosial
interaksi :
¨
Hubungan dengan klien : kenal.
¨
Dukungan keluarga : aktif hanya
beberapa orang saja.
¨
Dukungan kelompok / teman / masyarakat
: kurang.
¨
Reaksi saat interaksi :
kooperatif, bicara lancar.
Spiritual:
¨
Konsep keluarga tentang
pengusaha kehidupan : Allah.
¨
Sumber kekuatan / harapan
keluarga di saat sakit : Allah.
¨
Ritual agama yang bermakna /
berarti / yang diharapkan saat ini : sholat 5 waktu.
¨
Sarana yang diperlukan untuk
melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini; musolla.
¨
Upaya kesehatan yang
bertentangan dengan agama : tidak ada.
¨
Keyakian bahwa Tuhan akan
menolong dalam menghadapi masalah ini : ada.
¨
Persepsi terhadap penyakitnya :
Memang sudah saatnya / kodrati.
Hasil Pemeriksaan Penunjang:
¨
Laboratorium :
Darah lengkap
tanggal : 27 Mei 2002
¨
WBC : 7,0 (L 4,3 – 10 P 4,3 – 11,3)
¨
RBC : 4,53 juta/ul (4,33 –
5,95).
¨
HGB : 13,3 (L 13,4 – 17,7 P
11,4 – 15,1)
¨
HCT : 40,9 % (L 40 – 47 P 38 – 42)
¨
MCV : 90,3 (80 – 93)
¨
MCH : 29,4 (27 – 31)
¨
MCHC : 23,5 % (30 – 35)
¨
PLT : 330 (150 – 350)
¨
% LYMPH : 15,6 % (25 – 33)%
¨
% MONO : 11,7 %
¨
% GRAN : 72,7 %
¨
LYMPH : 1,1
¨
MONO : 0,8
¨
GRAN : 5,1
Tanggal……….Mei
2002
¨
Hb : 13,6 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl)
¨
Leukosit : 5.500 4000 – 11.000
¨
Trombosit : 5,8
¨
PCV : 0,42
|
Elektrolit tanggal : 28 Mei 2002
¨
Kalium serum : 4,2 meq/ 1
L.(3,8-5,5)
¨
Natrium Serum : 129 meq /1L
(136 – 144)
¨
Chlorida : 28 (97-113)
Faal Hati
¨
SGPT : 56 U/L (L < 40 P < 31).
¨
Albumin : 3,24 gr/dl (3,2 – 3,5 gr/dl)
Analisa Gas
Darah tanggal : 21 Mei 2002
¨
PH : 7,376 (7,3 – 7,45)
¨
PCO2: 48,9 mmHg. (35 – 45)
¨
PO2 : 81,9 mmHg. (80 – 104)
¨
HCO3 : 28,0 mmcl/L (21,25)
¨
BE : 2,9 mmcl/L (- 2,5 - + 2,5 mmol/L)
¨
O2 Sat : 99,2 %
¨
Ct CO2 : 29,5
|
¨
ECG: Irama
¨
Photo Thorax:
Cor : tampak membesar
dengan CTR 62 %.
Pulmo : tampak pervasculer infiltrat di pericardial kiri dan kanan
sinus phrinicocostalis kiri dan kanan tampak tumpul, tampak hemithorax kiri dan
kanan tertutup perselubungan
Therapi
:
¨
Captopril 3 X 25
¨
Furosemid 1 X 1 tab.
¨ Aldactan 1 X 50 mg.
¨
Alinamin F 2 x 1 tab.
|
¨
KSR 1 X 1
¨
Digoxin 1 X 1 tab.
¨
Bisoprolol 1 X 2,5 mg
¨
Walfarin 1 X 1 mg
|
Analisa data
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
|||
S : -
O :
Auscultasi:
irama tidak teratur. Suara gallop.
PCO2: 48,9
mmHg.( (35 – 45)
PO2 : 81,9
mmHg.(80 – 104).
|
Cardiomiopaty
¯
Fungsi ventrikel kiri ¯
¯
Kontraktil myocard¯
¯
Stroke volume¯
¯
Cardiac out put ¯
|
Cardiac Out
Put ¯
|
|||
S : Pasien mengatakan nafasnya sesak,
O :
Pernafasan : 24 X/mnt.
ABG :
PH : 7,376.
PCO2 : 48,9 mmHg.
PO2: 81,9 mmHg.
HCO3 : 28,0 mmcl/L.
BE: 2,9 mmcl/L
O2 Sat : 99,2 %
Ct CO2 : 29,5.
Cardiomegali dengan CTR 62 %.
|
Cardiomiopaty
¯
Fungsi ventrikel kiri ¯
¯
Cardiac out put ¯
¯
darah ke paru¯
¯
Kongesti paru
¯
Pertukaran gas
|
Pertukaran Gas
|
|||
S : Pasien
mengatakan seluruh badannya pegal, lemah.
O :
ABG :
PH : 7,376.
PCO2 : 48,9 mmHg.
PO2: 81,9 mmHg.
HCO3 : 28,0 mmcl/L.
BE: 2,9 mmcl/L
O2 Sat : 99,2 %
Ct CO2 : 29,5.
|
Cardiac out put ¯
¯
darah ke extremitas¯
¯
Hypoxia
¯
Metabolisme anaerob
2 ATP Asam laktat
¯ ¯
capek lelah
|
Ganggauan
pemenuhan ADL Intoleransi Aktivitas.
|
|||
S : Pasien mengatakan, minumnya dibatasi, kencingnya
sedikit.
O : Urine : 1000 ml/hr. kuning pekat.
Na Serum : 129 meq /1L
Chlorida : 28
Restriksi minuman.
|
Kontraktil ¯
¯
Suplly ¯
¯
Ginjal
¯
GFR¯
¯
Oluguria
¯
Cairan , Elektrolit,
|
Keseimbangan
cairan, elektrolit
Keseimbangan
asam basa.
|
|||
S : Pasien mengatakan, minumnya dibatasi, kencingnya
sedikit.
O : Urine : 1000 ml / hr. kuning pekat
Na Serum : 129 meq /1L
Chlorida : 28
Restriksi minuman.
|
Kontraktil ¯
¯
Suplly Ginjal ¯
¯
parenchym
¯
hypoxia
¯
ekskresi¯
¯
Sisa metabolisme
¯
intoksikasi
|
Resiko Gagal
ginjal
Resiko
Intoksikasi.
|
Diagnosa
keperawatan :
1.
Penurunan Cardiac out put berhubungan
dengan Penurunan kontraklitilas miocardium.
2.
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan Kongestif polmunal.secunder dari penurunan fungsi ventikel
kiri.
3.
Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit berhubungan dengan suply ginjal menurun (oliguria).
4.
Gangguan pemenuhan aktivitas
sehari-hari (ADL) berhubungan dengan penurunan pefusi ke jaringan secundr dari
Penurunan Cardiac out put.
5.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan penurunan pefusi ke jaringan secunder dari Penurunan Cardiac
out put.
6.
Resiko Gagal Ginjal Akut
berhubungan dengan penurunan suplay keparenchym ginjal secunder dari Penurunan
Cardiac out put.
7.
Gangguan keseimabngan asam basa
berhubungan dengan suplay ginjal menurun. scunder dari Penurunan Cardiac out
put.
8.
Resiko intoksikasi berhubungan dengan
penurunan fungsi ginjal secunder dari Penurunan Cardiac out put.
9.
Ganggun rasa nyman (nyeri
perut) berhubungan dengan iritasi mukosa lambung sekunder dari peningkatan H+.
10.
Intake tidak adekwat
berhubungan dengan mual, nafsu makan menurun, secunder dari penumpukan gas di
saluran pencernaan.
Rencana tindakan keperawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Rencana Intervensi
|
Rasional
|
|
Penurunan
Cardiac out put
Tujuan:
Setelah tindakan keperawatan
Kesadaran
meningkat, akral hangat,
Urine
meningkat.
|
1.
Ausculatsi nadi apical, kaji
frekwensi, irama jantung.
2.
Catat bunyi jantung, palpasi
nadi perifer,, pantau TD.
3.
Kaji adanya sianosis, pucat
pada kulit.
4.
Berikajn oksigen tambahan
intermiten
5.
Tinggikan kaki dengan
menganjal bantal , hindari tekanan bawah kulit.
6.
Kolabrosasi pemberian:
deuretik
|
1.
Deteksi tachicardi.
2.
Penurunan CO tampak pada nadi
dan tekanan darah
3.
Pucat indikasi penurunan
perfusi perifer.
4.
Meningkatkan oksigen untuk
miocard.
5.
Menurunkan statis vena,
insiden trombus.
6.
Menurunkan preload,
afterload.
|
|
Gangguan
pertukaran gas .
Setelah
dilakukan perawatan pasien tidak sesak dengan kriteria : Nafas : 16 – 20 X,
AGD :
pH: 7,35-7,45
PCO2: 35-45
PO2: 75-100
HCO3: 24-28
BE: +2 – (-2)
|
1.
Ausculatsi bunyi nafas, catat
ronky, bunyi nafas.
2.
Anjurkam pasien batuk efektif
dan nafas dalam
3.
Ubah posisi pasien dan
ajarkan pasien dan keluarga untuk merubah posisi setiap 2 –3 jam .
4.
Pertahankan posisi tirah
baring dengan kepala lebih tinggi / posisi fowler, sokong dengan bantal.
5.
Pantau ABG serial ; pH, PCO2,
PO2, HCO3, BE.
6.
Berikan oksigen tambahan I
lt./ menit setengah jam istirahat beberapa waktu diberikan lagi.
7.
Kolabrosasi pemberian :
deuretik.
|
1.
Indikator kongesti paru.
2.
Jalan bersih oksigen lancar.
3.
Mencegah aktelek tasis dan
pneumonia.
4.
Menurunkan konsumsi oksigen
dan meningkatkan ekspansi paru
5.
Hipoksia dapat memberat
selama edema paru.
6.
Meningkatkan konsentrasi
oksigen alveolar, cegah hypoxemia jaringan.
7.
Menurunkan kongesti alveolar,
meningkatkan pertukaran gas.
|
|
Gangguan
keseimbang
an cairan dan
elektrolit
Tujuan : keadaan
elektrolit dan cairan seimbang, dengan kriteria:
Kal serum : 3,8-5,5
Na Serum : 136 – 144
Chlorida : 97-113
Produk kencing
diatas 1000 cc/.24 jam.
|
1.
Pantau produk urine, warna
jumlah dalam 24 jam.
2.
Pertahankan posisi bedrest /
fowler selama fase akut.
3.
Pantau keseimbang an intake
dan out put, Berikan jadwal pemasukan cairan.30 cc/kg bb/hari
4.
Timbang berat badan berkala.
5.
Auskultasi bunyi nafas, catat
bunyi tambahan, adanya peningkatan sesak nafas, ortopnoe.
6.
Pantau tekanan darah. Nadi.
7.
Berikan makanan yang mudah
dicerna, porsi kecil dan sering.
8.
Kolaborasi pemberiaan :
Deuretika : Furosemid dan Spironolacton
Tambahkan kalium: KSR.
Batasi makanan pengandung Natrium (asin).
|
1.
Urine pekat ada nya penurunan
perfusi ginjal.
2.
Terlentang meningkatkan
filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH.
3.
Kontrol pembatasan cairan.
4.
Deuretika mempengaruhi
penurunan berat badan .
5.
Kelebihan cairan menyebabkan
kongestif paru, dispnoe merupakan gejala gagal jantung kanan.
6.
Indikator kelebihan cairan.
7.
Motilitas usus berhubungan
dengan absorbsi dan ketidak nyamanan.
8.
Meningkatkan deuresis tanpa
menghilangkan absorbsi kalium, menambah keperluan kalium.
|
|
Gangguan
pemenuhan ADL..
Tujuan :
Meningkat
kan kemam puan
klien dalam pmenuhan ADL.
Kriteria :
Keperluan sehari-hari terpenuhi, badan bersih, makan dan minum terpenuhi.
|
1.
Berikan makanan sedikit tapi
sering, bentuk bubur, berikan makanan tambahan sesuai dietnya./ mengurangi
garam.
2.
Berikan tambahan susu /
makanan berkalium, seperti; pisang hijau
3.
Bersihkan mulut klien setelah
selesai makan.basahi bibir dengan air stiap 1 jam.
4.
Konsultasikan bagian diet,
untuk makanan pengganti yang bisa diberikan.
|
1.
Mudah dicerna, mengurangi
distensi perut.
2.
Mencegah defisit kalium lebih
lanjut.
3.
Mencegah stomatitis.
4.
Perlu diet yang tepat cukup
kalori dengan pembatasan natrium
|
Tindakan
keperawatan.
Waktu
|
Tindakan
|
28-5-2002
08.00
10.00
12.00
13.00
29-5-2002
15.00
17.00
19.00
30-5-2002
08.00
09.00
10.00
12.00
|
¨ Menghitung dan menanyakan jumlah cairan out put pada urine bag.
¨ Memberikan obat oral, Lasix 1 tablet. Aldactan 50 mg.
¨ Memberikan diet pasien dan meminta keluarga pasien untuk
menyuapnya, memberikan makanan tambahan berupa susu, atau sun.
¨ Memeriksa Vital sign, tekanan darah, Nadi, dan auscultasi paru dan
jantung.
¨ Mengobservasi keadaan pasien.
¨ Membenarkan posisi pasien semi fomler dengan mepertahankan dengan
bantal.
¨ Membenarkan posisi slang nasal untuk oksigen 1 liter / menit.
¨ Mengevaluasi vital sign, Tekanan darah, Nadi, Suhu, respirasi,
ausculatasi thorax Cor / pulmonum.
¨ Meminta keluarga pasien untuk memberikan massage sedikit saat
pasien miring dan memberikan talk.
¨ Memberikan diet pasien,
¨ Memiringkan pasien kekiri dengan keluarganya.
¨ Diskusi dengan keluarga pasien tentang permasalahan yang ada pada
pasien dan bentuk perawatan yang perlu dari keluarga, seperti membantu
aktivitas pasien, memberikan posisi, serta pemberian nutrisi.
¨ Menghitung dan menanyakan jumlah cairan out put pada urine bag.
¨ Menanyakan seberapa banyak pasien minum dan makan selama 24 jam.
¨ Memberikan obat oral, Furosemid 1 tablet. Aldactan 50 mg.
¨ Memeriksa vital sign pasien, Nadi, suhu, tekanan darah, serta
auscultasi thorak.
¨ Membenarkan posisi pasien semi fomler dengan mepertahankan dengan
bantal.
¨ Kolaborasi dengan ahli gizi tentang tambahan nutrisi untuk pasien.
|
Evaluasi
:
Tanggal
|
NoDx
|
SOAP
|
Nama
|
|
|
|
|
Stroke volume¯
¯
Konstraksi myocard¯
¯
ardiac output¯
Arkus aorta ¯
Suplay darah ¯
¯
Jantung >>
¯
infark
¯
2 ATP
¯
mudah/cepat lelah
¯
ketergantungan
¯
aktivitas
|
¯
Otot
¯
Hypoxia
¯
Metabolisme anaerob
¯
Asam laktat
¯
Pegal nyeri
¯
Gg. rasa nyaman
|
¯
Otak
¯
Hypoxia
¯
Pusing
Ngantuk
Sakit kepala
Mudah tersinggung
Kollaps
¯
Kesadaran ¯
Disorientasi
Coma
¯
Gg. Rasa nyaman
Gg. Proses berfikir
Trauma
|
¯
Ginjal
¯
GFR
¯
Anuria¯
¯
GGA
|
¯
Paru
¯
Tachipnoe
¯
Nafas cepat
¯
Nafas dangkal
¯
Co2 alveoli
¯
Gg. pertukaran gas.
|
¯
GI Tract
¯
Hypoxia dudenum
¯
Absorbsi H+¯
¯
>>>H+
¯
Korosif
¯
Gastritis
Mual
Muntah
Anorexia
Nyeri
¯
Gg. Rasa nyaman
Gg. pemenuhan Nutrisi
Intoleransi aktivitas
|
Baro Reseptor
¯
Medula oblongata
¯
Aktiftas sistem syaraf simpatis
¯
¯
Ginjal
¯
Renin angitensin
Aldosteron
¯
Jantung >>lemah
|
¯
Kulit
¯
Keringat
¯
Diaporesis
I¯
Integritas kulit
Gg. keseimbangan cairan elektrolit
|
¯
GI Tract
¯
Peristaltik¯
¯
>>> Gas
¯
Konstipasi
Sebah
¯
Gg. Intake
Suddent death
|
¯
Pembuluh darah
¯
Vaso konstriksi
¯
Supllay
|
¯
Paru
¯
Tachipnoe
¯
Cepat dangkal
¯
Acidosis/ alkalosis
¯
Gg. asam basa
Gg. Pola nafas
Gg. Ventilasi
|
¯
Jantung
¯
Kontraksi
¯
Heat rate
¯
Demand
¯
>>Infark
¯
Infark baru
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar