Senin, 23 Februari 2015

Laporan Pendahuluan Tonsilitis



KONSEP DASAR
TONSILITIS
1.      Pengertian
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak atau inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi.
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus dan Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang (Mansjoer, A. 2000).
2.      Etiologi
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.
3.      Patofisiologi
Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakonaris.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu (Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengkapan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.

4.      Manifestasi Kinik
Gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama), gejala lain :
a.       Demam, Sakit kepala
b.      Muntah, Menurut Mans :
1.      Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan, Tenggorokan terasa kering
2.      Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus
3.      Tidak nafsu makan, Mudah lelah, Nyeri abdomen, Pucat, Nyeri kepala, Disfagia (sakit saat menelan), Mual dan muntah
5.      Pemeriksaan Penunjang :
v  Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering.
v  Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.
v  Terapi
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
6.      Komplikasi
Komplikasi tonsilitis akut dan kronik:
a.       Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group
b.      Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga.
c.       Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid.
d.      Laringitis, Sinusitis, Rhinitis
8.      Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
v  Penatalaksanaan tonsilitis akut:
a.       Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.
b.      Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.
c.       Pemberian antipiretik.

v  Penatalaksanaan tonsilitis kronik:
1.      Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.
2.      Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak berhasil. Tonsilektomi menurut Firman S (2006).
v  Perawatan Prabedah:
Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan, membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas.
v  Teknik Pembedahan:
Anestesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan, pasien diposisikan terlentang dengan kepala sedikit direndahkan dan leher dalam keadaan ekstensi mulut ditahan terbuka dengan suatu penutup dan lidah didorong keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh untuk mencegah inflamasi dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi / quillotine.
Metode apapun yang digunakan penting untuk mengangkat tonsil secara lengkap. Perdarahan dikendalikan dengan menginsersi suatu pak kasa ke dalam ruang post nasal yang harus diangkat setelah pembedahan. Perdarahan yang berlanjut dapat ditangani dengan mengadakan ligasi pembuluh darah pada dasar tonsil.
v  Penatalaksaaan Keperawatan
ü  Memantau tanda-tanda perdarahan
ü  Memberikan cairan bila muntah telah reda
ü  Mendukung posisi untuk menelan potongan makanan yang besar (lebih nyaman dari ada kepingan kecil).
ü  Hindari pemakaian sedotan (suction dapat menyebabkan perdarahan).
ü  Menawarkan makanan: Es cream, crustard dingin, sup krim, dan jus.
ü  Refined sereal dan telur setengah matang biasanya lebih dapat dinikmati pada pagi hari setelah perdarahan.
ü  Hindari jus jeruk, minuman panas, makanan kasar, atau banyak bumbu selama 1 minggu.
ü  Menggunakan ice color (kompres es) bila mau
ü  Memberikan analgesik
ü  Melaporkan segera tanda-tanda perdarahan.
ü  Minum 2-3 liter/hari sampai bau mulut hilang.
ü  Hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung segera selama 1-2 minggu.
9.      Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a.      Pengkajian
Focus pengkajian:
v  Wawancara
1.      Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)
2.      Apakah pengobatan adekuat
3.      Kapan gejala itu muncul
4.      Apakah mempunyai kebiasaan merokok
5.      Bagaimana pola makannya
6.      Apakah rutin / rajin membersihkan mulut
v  Pengkajian system : Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi :
a.       Sistem Gastrointestinal
Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur
b.      Sistem Pulmoner
Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada tonsil dan faring, klien sering batuk
c.       Sistem Imun
Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun, klien mudah terserang demam
d.      Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan gerak, klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari
e.       Sistem Endokrin
Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran kelenjar tiroid
f.       Sistem Gastointestinal
1.      Nyeri pada tenggorokan, adanya virus dan bakteri
2.      Nyeri saat menelan, adanya pembengkakan pada tonsil
3.      Anoreksia : mual dan muntah
4.      Mulut berbau
5.      Bibir kering
6.      Nafsu makan berkurang

g.      Sistem Pernafasan
1.      Sesak nafas karena adanya pembesaran pada tonsil
2.      Faring hiperimisis : terdapat detritus
3.      Pernafasn bising
4.      Edema faring
5.      Batuk
h.      Sistem Imun
1.      Pembengkakan kelenjar limpah leher
2.      Pembesaran tonsil
3.      Tonsil
4.      Hiperemia
5.      Demam atau peningkatan seluruh tubuh
i.        Sistem Muskuloskeletal
1.      Kelemahan pada otot
2.      Letargi
3.      Nyeri pada otot
4.      Malaise
b.      Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan usap tenggorok:
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebelum memberikan pengobatan, terutama bila keadaan memungkinkan. Dengan melakukan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui kuman penyebab dan obat yang masih sensitif terhadapnya. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
c.       Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil.
2.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
3.      Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
4.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5.      Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan obstruksi pada tuba eustaki



10.  Nursing Care Planing (NCP)
NO
DX KEP
NOC
NIC
1


































2




















3
























4



































5
Nyeri akut b/d
pembengkakan jaringan tonsil
































Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pembengkakan pada tonsil
















Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit





















Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
































Gangguan persepsi sensori : pendengaran b/d obstruksi pada tuba eustaki


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… Diharapkan nyeri berkurang atau hilang
INDIKATOR
IR
ER
·   Mampu mengontrol nyeri
·   Melaporkan nyeri berkurang
·   Mampu mengenali nyeri
·   Menyatakan rasa nyaman
·   TTV DBN



Keterangan :
1.   Kuat
2.   Berat
3.   Sedang
4.   Ringan
5.   Tidak ada















Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… Diharapkan nutrisi terpenuhi
INDIKATOR
IR
ER
·   Intake makanan dan cairan
·   Energi
·   Berat badan


Keterangan :
1.   Keluhan ekstrim
2.   Keluhan berat
3.   Keluhan sedang
4.   Keluhan ringan
5.   Tidak ada keluhan







Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… Diharapkan suhu tubuh DBN
INDIKATOR
IR
ER
·   Intake makanan dan cairan
·   Energi
·   Berat badan
·   Suhu tubuh DBN


Keterangan :
1.   Kuat
2.   Berat
3.   Sedang
4.   Ringan
5.   Tidak ada









Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… Diharapkan klien toleransi terhadap aktivitas
INDIKATOR
IR
ER
·   TTV DBN
·   Langkah berjalan
·   Jarak jalan
·   Kuat


Keterangan :
1.   Keluhan ekstrim
2.   Keluhan berat
3.   Keluhan sedang
4.   Keluhan ringan
5.   Tidak ada keluhan






















Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… Diharapkan klien toleransi terhadap aktivitas
INDIKATOR
IR
ER
·   Tidak ada distorsi pendengaran
·   Komunikasi yang dilakukan dapat diterima


Keterangan :
1.   Keluhan ekstrim
2.   Keluhan berat
3.   Keluhan sedang
4.   Keluhan ringan
5.   Tidak ada keluhan

1.Kaji nyeri
R/Mengetahui daerah nyeri, factor pencetus, berat ringan nyeri yang dirasakan
2.Ajarkan teknik relaksasi
R/Mengajarkan apabila nyeri timbul
3.Obs TTV
R/Untuk mengetahui KU klien
4.Berikan analgetik sesuai program
R/Untuk mengurangi rasa nyeri
5.   Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri
R/ Pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan
6.   Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien
R/ Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin
7.   Bantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus
R/ nyeri dipengaruhi oleh; kecemasan, ketegangan, suhu, distensi kandung kemih dan berbaring lama
1.   Kaji nutrisi klien
R/Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien
2.   Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi tubuh
R/Menembah pengetahuan klien tantang nutrisi
3.   Anjurkan makan sedikit tapi sering
R/Meningkatkan intake nutrisi klien
4.   Anjurkan makan selagi hangat
R/Meningkatkan nafsu makan klien
5.   Anjurkan hygiene mulut
R/Meningkatkan nafsu makan klien
6.   Kolaborasi dengan ahli gizi
R/Untuk mengetahui gizi yang seimbang

1.   Kaji factor penyebab hipertermi
R/untuk mengetahui penyebab
2.   Obs. TTV
R/Dapat menentukan perkembangan perawatan
3.   Pertahankan suhu tubuh normal
R/Dapat dipengaruhi suhu lingkungan, aktivitas
4.   Beri kompres hangat
R/Perpindahan panas secara konduktif
5.   Berikan pakaian yang tipis yang menyerap keringat
R/Proses konveksi akan terhalang pakaian yang ketat.
6.   Kolaboraso dalam pemberian antipiretik
R/Menurunkan panas pada pusat hipotalamus

1.   Monitor keterbatasan aktivitas
R/Merencanakan intervensi dengan tepat
2.   Bantu klien dalam aktivitas sendiri
R/Klien dapat memilih dan merencanakan nya sendiri
3.   Catat tanda vital
R/Mengkaji sejauh mana perubahan selama aktivitas
4.   Menentukan penyebab intoleransi aktivitas
R/Menentukan intervensi
5.   Monitor intake output
R/Sumber energy klien
6.   Kaji tingkat intoleransi klien
R/ Untuk mengetahui tingkat aktivitas klien guna intervensi selanjutnya
7.   Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang ringan
R/Aktivitas yang ringan dapat membantu mengurangi energy yang keluar
8.   Ajurkan klien untuk istirahat yang cukup
R/Istirahat yang cukup dapat mebantu meminimalkan pengeluaran energy


1.   Orientasi dengan kenyataan
R/Menimbulkan mental klien yang positif
2.   Memberikan dukungan secara emosional
R/Meyakinkan klien bahwa klien tidak sendiri dan ada yang memperhatikan nya
3.   Ajarkan klien perawatan telinga sesuai indikasi
R/Agar tidak memperparah penurunan pendengaran
4.   Memperbaiki cara komunikasi dengan biacar pelan didekat klien dan tidak berteriak
R/Kebisingan dapat mempengaruhi pendengaran
5.   Berikan posisi yang nyaman dan tidak bising
R/ Agar telinga klien tidak tambah sakit karena kebisingan dapat menjadi faktor pencetus nyeri telinga dan penurunan pendengaran
6.    Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat
R/ Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya
7.   Anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan
R/ Mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan





















DAFTAR PUSTAKA
di akeses tanggal 26/10/2014

Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999


1 komentar:

  1. Silahkan kunjungi artikel yang lainnya :

    http://obatamandel.utamakansehat.com/
    http://obatparuparubasah.utamakansehat.com/
    http://obatflekparuparu.utamakansehat.com/
    http://obatgondok.utamakansehat.com/
    http://obattbc1.utamakansehat.com/
    http://obatgulabasah.utamakansehat.com/

    BalasHapus